Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China melayangkan protes kepada Singapura mengenai kedekatannya dengan Taiwan dalam kerja sama militer. Protes ini diajukan setelah otoritas bea cukai wilayah administratif khusus China, Hong Kong, menyita sembilan kendaraan pengangkut pasukan militer lapis baja (APC) Singapura yang tengah dalam perjalanan kembali dari Taiwan pekan lalu.
Insiden ini memicu teguran dari Kementerian Luar Negeri China di Singapura. Kemlu China memperingatkan Singapura untuk berhati-hati dalam menjalin hubungan militernya dengan Taiwan. Pasalnya, Taiwan telah lama dianggap China sebagai sebuah wilayah yang ingin memisahakan diri dari Negeri Tirai Bambu itu.
"China menanggapi insiden ini kepada pihak Singapura," ungkap juru bicara Kemlu China, Geng Shuang dalam pernyataan pers, Senin (28/11), seperti dilansir
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam teguran itu, pemerintah China juga "menuntut" Singapura mematuhi undang-undang Hong Kong, wilayah bekas jajahan Inggris yang kembali dikuasai China pada 1997, untuk menyelesaikan insiden penyitaan ini.
Selama ini, tutur Geng, China selalu menentang negara mitra yang memiliki kedekatan dengan Taiwan "melalui kerja sama resmi, termasuk kerja sama militer."
China telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, saat pasukan pemerintahan komunis Mao Zedong memenangkan perang sipil di negara itu.
Hingga saat ini, Beijing bersikukuh menyatukan Taiwan kembali di bawah kontrol konstitusional China, bahkan dengan cara yang keras. Pemerintah China menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari "Satu China" yang tunduk pada pemerintahan Beijing.
Selain itu, media pemerintahan China,
The Global Times juga telah memperingtakan bahwa "kemunafikan" hubungan milter Singapura dan Taiwan berpotensi mempengaruhi hubungan bilateral antara Beijing-Singapura.
Insiden ini dinilai "meningkatkan kecurigaan" bahwa pemerintah Singapura berupaya melawan prinsip "Satu China".
"Tidak masuk akal bagi Singapura untuk melanjutkan kerja sama militer dan apapun itu dengan Taiwan," bunyi kutipan dari sebuah artikel opini dari koran tersebut.
Singapura dan Taipei memiliki hubungan militer yang cukup erat sejak 1970-an. Singapura kerap menyelenggarakan pelatihan militer bagi para pasukan infanterinya di Taiwan. Beijing enggan menoleransi perjanjian ini sejak China memulihkan kembali hubungan diplomatiknya dengan Singapura pada dekade 1990-an.