Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas keamanan penerbangan mulai menyelidiki kecelakaan pesawat LAMIA 2933 di Kolombia. Salah satu dugaan awal penyebab kecelakaan yang mencuat adalah karena masalah bahan bakar.
Sebagaimana diberitakan
CNN, Rabu (30/11), dugaan ini muncul karena hanya ada sedikit kerusakan akibat api pada puing pesawat yang membawa tim sepakbola Chapecoense asal Brasil itu.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan awal kecelakaan ini.
Ketika bahan bakar tidak masuk ke dalam mesin, pesawat tidak mendapatkan dorongan yang dibutuhkan untuk bisa terbang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, termasuk kebocoran, kebekuan internal, kerusakan pada pompa atau katup bahan bakar, atau kesalahan awak pesawat.
Sementara itu, Direktur Otoritas Penerbangan Sipil Kolombia Alfredo Bocanegara mengatakan pihaknya menduga kecelakaan terjadi karena kerusakan listrik.
Meski dugaan awal mengarah pada masalah tersebut, kemungkinan masalah bahan bakar juga tidak dikesampingkan.
Hanya saja, Bocanegara mengatakan penyelidik harus memastikan alasan pesawat tidak memiliki bahan bakar yang cukup, padahal jarak yang ditempuh baru mencapai 8 kilometer.
Ketika ditanya lebih jauh, pihak Bocanegara menolak mengomentari dugaan itu secara teknis. Namun, sejumlah foto yang dirilis oleh institusi tersebut menunjukkan puing pesawat berserakan tanpa bekas terbakar.
"Kita semua tahu tidak ada api ketika pesawat jatuh ke daratan, sehingga memungkinkan ada penumpang yang selamat dalam tragedi ini," kata Pemimpin Redaksi Airlineratings.com Geoffrey Thomas.
Jika melihat kasus sebelumnya, pola puing seperti itu menunjukkan gejala kehabisan bahan bakar.
 Pola puing pesawat mengisyaratakan kehabisan bahan bakar. (Reuters/Fredy Builes) |
Namun, Grant Brophy, seorang penyidik keselamatan penerbangan, mewanti-wanti agar publik tidak terlalu banyak mengambil kesimpulan sebatas dari rekaman dan foto dari lapangan.
"Kehabisan bahan bakar jarang sekali terjadi pada penerbangan komersial karena ada banyak pengecekan pada pesawat untuk memastikan bahan bakarnya cukup," kata Bophy.
Pesawat dengan nomor penerbangan CP2933 yang ditumpangi rombongan pemain, jatuh di dekat Kota Medellin, Kolombia, Selasa (29/11). Kecelakaan itu menewaskan 71 penumpang, termasuk awak pesawat tersebut. Di antara korban tewas itu, semua skuat Chapecoense termasuk di dalamnya.Kiper Chapecoense Marcos Padilha yang masuk dalam manifes penerbangan, sempat diselamatkan dalam keadaan hidup di lokasi kejadian. Sayangnya, ia meninggal di rumah sakit.Bukan hanya para pemain dan ofisial tim Chapecoense, sebanyak 21 jurnalis Brasil juga menjadi korban tewas dalam pesawat itu. Enam di antaranya bekerja untuk Fox Sports Brasil. (aal/ama)