Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat Pakistan yang membawa 47 orang mengirimkan pesan
Mayday sebelum hilang kontak dan menabrak gunung, menewaskan seluruh penumpang dan kru. Pihak berwenang pun mulai mengumpulkan DNA untuk mengidentifikasi para korban.
Pesawat dari maskapai Pakistan International Airlines (PIA) itu menabrak bukit di wilayah utara negara itu, setelah salah satu dari dua mesin pesawat jenis turboprop itu mengalami kegagalan mesin setelah lepas landas dari kota Chitral menuju ibu kota Islamabad, pada Rabu (7/12).
Kepala maskapai PIA, Azam Saigol, memaparkan bahwa sebelum kecelakaan pilot pesawat berjenis turboprop ATR-42 itu sempat mengontak petugas pengawas untuk melaporkan kegagalan mesin pesawat. Pilot juga merilis peringatan
Mayday pukul 16.14 sore waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun nahas, pesawat mulai menukik turun sebelum akhirnya hilang dari radar pada pukul 16.16 sore.
Pesawat ini kemudian terbakar sebelum menyentuh tanah. Puing pesawat pun tersebar hingga ratusan meter dari lokasi kecelakaan di Abbottabad, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
"Pesawat ini secara teknis berada dalam kondisi prima dan diperiksa pada Oktober," ujar Saigol pada Kamis (8/12), dikutip dari
AFP.
Ia menambahkan bawha kapten pesawat memiliki jam terbang lebih dari 12.000 jam. Pesawat yang memiliki nomor penerbangan PK-661 itu baru berusia sembilan tahun.
"Fokus kami saat ini adalah untuk mengambil semua jasad korban," ujar Saigol sembari menjanjikan pihaknya akan memberi keleluasaan bagi petugas berwenang melakukan investigasi menyeluruh.
Sementara, juru bicara PIA, Danyal Gilani, menyatakan bahwa kotak hitam pesawat telah ditemukan tetapi "akan membutuhkan waktu untuk memastikan alasan kecelakaan".
Korban tewas akibat kecelakaan ini sebelumnya dilaporkan berjumlah 48 orang, namun kemudian direvisi menjadi 47 orang.
(ama)