Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov bersama Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu dikabarkan sepakat mendorong gencatan senjata di Suriah sebagai langkah awal proses perdamaian.
Melalui sebuah pernyataan yang dikutip
Reuters, Kemlu Rusia menuturkan kesepakatan keduanya terjadi melalui pembicaraan telepon pada Selasa (27/12).
“Percakapan antar keduanya menekankan pada percepatan penyelesaian dari perjanjian penghentian aksi militer [di Suriah], pemisahan kelompok oposisi moderat dengan kelompok teroris, dan persiapan pertemuan di Astana,” ungkap Kemlu Rusia, Selasa (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan ini datang usai disahkannya Deklarasi Moskow oleh Lavrov, Çavuşoğlu, dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pada Selasa pekan lalu.
Deklarasi itu secara garis besar menerapkan prinsip-prinsip yang patut dipenuhi seluruh pihak yang terlibat saat menyelenggarakan mediasi perdamaian Suriah yang rencanya akan diselenggarakan di Astana, ibu kota Kazakhstan.
Mediasi ini dilakukan sebagai upaya penyelesaian konflik berkepanjangan yang tengah berlangsung hampir enam tahun negara itu. Mediasi ini dikabarkan turut melibatkan seluruh pihak yang berseteru dalam konflik seperti kelompok oposisi dan pemerintah Suriah.
Selain itu, deklarasi ini juga menyepakati dukungan perluasan wilayah gencatan senjata di Suriah. Dalam perundingan itu, ketiga negara ini juga sepakat menjadi perantara dalam upaya perdamaian di Suriah.
"Iran, Rusia, dan Turki siap untuk memfasilitasi dan menjadi penjamin dari penyusunan perjanjian damai yang sedang dinegosiasikan antara pemerintah Suriah dan pihak oposisi. Tiga negara ini mengundang seluruh negara lainnya yang memiliki pengaruh dalam situasi di Suriah untuk melakukan hal yang sama (membantu kesepakatan damai tercapai)," bunyi deklarasi itu.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyebutkan Deklarasi Moskow ini diharapkan akan menghidupkan kembali proses perdamaian di Suriah yang hampir mati.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan juga dilaporkan telah mengatur babak baru perundingan damai Suriah ini tanpa melibatkan Amerika Serikat ataupun PBB.
"Seluruh usaha perdamaian yang dilakukan AS dan sekutunya sebelumnya secara terkordinasi nampaknya gagal. Tak satu pun usaha mereka menghasilkan pengaruh nyata di Suriah," kata Shoigu.
(aal/aal)