Soal Sanksi ke Rusia, Trump Akan Temui Bos Intelijen AS

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 30 Des 2016 12:52 WIB
Donald Trump berencana menemui pimpinan komunitas intelijen AS guna mendapat jawaban atas tudingan intervensi Rusia dalam kemenangannya di pemilu kemarin.
Donald Trump berencana menemui pimpinan komunitas intelijen AS guna mendapat jawaban atas tudingan intervensi Rusia dalam kemenangannya di pemilu kemarin. (Reuters/Chris Keane)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump berencana bertemu dengan petinggi lembaga intelijen guna mendapatkan fakta hasil penyelidikan atas dugaan intervensi Rusia pada pilpres 8 November lalu.

Langkah ini dilakukan Trump menyusul penetapan sanksi Washington terhadap Moskow yang dituding campur tangan dalam pemilu AS, berujung didepaknya sekitar 35 diplomat dan menutup dua kompleks Rusia di New York dan Maryland kemarin.

"Untuk kepentingan negara dan bangsa Amerika yang besar, saya akan bertemu dengan pemimpin komunitas intelijen negeri ini guna memperbaharui fakta-fakta terkait situasi ini," ujar Trump seperti dikutip AFP, Kamis, (29/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump nampaknya semakin geram atas tudingan yang selama ini digaungkan Gedung Putih perihal keterlibatan Kremlin dalam kemenangannya melawan Hillary Clinton di pemilu kemarin. Ia menyerukan Amerika untuk tidak mengungkit-ungkit isu ini.

"Sudah waktunya bagi Amerika beralih ke hal-hal yang lebih besar dan lebih baik," ucap Trump.

Sementara itu, awal Desember lalu, Badan Pusat Intelijen AS (CIA) membenarkan Rusia telah ikut campur dalam pilpres kemarin. Badan intelijen baru-baru ini semakin yakin bahwa campur tangan Negara Beruang Merah itu dimaksudkan untuk memenangkan Trump dalam pemilu presiden.

Menanggapi hal ini, Presiden Barack Obama memerintahkan kabinetnya menerapkan serangkaian sanksi diplomatik dan ekonomi terhadap Rusia menyusul tindakan negara itu yang dinilai membahayakan kepentingan nasional AS serta melanggar norma-norma internasional.

Selain itu, AS juga memberikan sanksi ekonomi dengan membekukan aset dan menghentikan sistem finansial dua lembaga intelijen Rusia Main Intelligence Directorate (GRU) dan Federal Security Service (FSB).

Sanksi serupa juga berlaku pada tiga badan lainnya, yakni Special Technology Center di St. Peterseburg, Zorsecurity atau Esage Lab, serta Professional Association of Designers of Data Processing Systems.

Sementara, sanksi individu diberikan pada sejumlah pihak, antara lain pada pimpinan GRU Igor Valentinovich Korobov, Deputy GRU Sergey Aleksandrovich Gizunov, Deputy satu GRU Igor Olegovich Kostyukov dan Vladimir Stepanovich Alexseyev.

AS secara terpisah juga memberikan sanksi pada dua warga Rusia yang diduga meretas bank, perusahaan, perguruan tinggi dan organisasi lainnya.

Kedua orang itu yakni Evgeniy Mikhailovich Bogachev dan Aleksey Alekseyevich Belan. Keduanya telah lama menjadi incaran FBI, dan bagi yang mengetahui keberadaan mereka diberi hadiah senilai US$3 juta untuk Bogachev dan US$100.000 untuk Belan. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER