China Klaim Latihan Militer di LCS untuk Uji Coba Senjata

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2017 19:35 WIB
Latihan di Laut China Selatan melibatkan beberapa kapal perang dan kapal induk Liaoning yang mengangkut sejumlah pesawat tempur J-15 dan helikopter.
Latihan militer China di Laut China Selatan melibatkan beberapa kapal perang dan kapal induk Liaoning yang mengangkut sejumlah pesawat tempur J-15 dan helikopter. (AFP Photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri China menyatakan serangkaian latihan militer armada angkatan laut di Laut China Selatan selama sepekan belakangan dilakukan untuk menguji coba senjata dan peralatan perang lainnya.

“Armada kapal induk Liaoning yang tengah berada di LCS sedang melakukan penelitian ilmiah dan pelatihan. Tujuannya yakni untuk menguji kapabilitas senjata dan sejumlah peralatan,” ujar juru bicara Kemlu China, Geng Shuang, seperti dikutip Reuters, Rabu (4/12).

Pasukan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China sebelumnya sudah mengonfirmasi adanya latihan militer di LCS ini. Latihan itu melibatkan beberapa kapal perang dan kapal induk Liaoning yang mengangkut sejumlah pesawat tempur J-15 dan helikopter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beijing menegaskan bahwa latihan militer rutin yang dilakukannya "di atas perairan yang memiliki situasi rumit” ini sesuai dengan hukum internasional.

LCS merupakan perairan yang disengketakan oleh China dan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Perairan itu merupakan jalur sibuk dengan total nilai perdagangan mencapai US$ 5 triliun per tahun.

Pergerakan kapal perang China di kawasan sengketa ini sempat mengkhawatirkan beberapa negara, terutama Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa Kapal Liaoning sejak 26 Desember lalu telah berlayar menuju LCS melalui perairan selatan Taiwan dan Jepang. Taipei turut mewaspadai pergerakan kapal perang Beijing ini dengan menyiagakan militernya.

Lebih jauh, latihan militer ini dianggap memicu meningkatnya ketegangan hubungan antara Beijing dan Taipei. Beberapa minggu lalu, China memprotes keras Amerika Serikat lantaran presiden barunya, Donald Trump, dianggap telah mengabaikan prinsip "Satu China" dengan melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

China kerap memprotes setiap negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Beijing, tapi juga berupaya menjalin hubungan resmi dengan Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai wilayah pembangkang karena ingin memerdekakan diri dari Negeri Tirai Bambu itu. (has)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER