Putin Dorong Dialog Perbaikan Hubungan Intel Rusia-AS

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 00:44 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin ingin badan intelijen negaranya bekerja sama dengan Amerika dalam memerangi terorisme.
Presiden Vladimir Putin menyerukan perbaikan hubungan intelijen negaranya dengan AS. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan agar badan-badan intelijen Rusia memperbaiki hubungan dengan lawan mainnya di Amerika Serikat dalam memerangi terorisme.

"Dialog untuk memperbaiki hubungan dengan badan khusus Amerika Serikat dan negara NATO lain adalah kepentingan kami juga," kata Putin kepada Badan Intelijen Rusia, FSB, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (16/2).

"Bukan salah kami hubungan ini terhenti dan tidak berkembang. Jelas-jelas dalam hal anti-terorisme semua negara yang bertanggung jawab mesti kerja sama."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar Putin dilontarkan seiring dengan harapan Moskow akan janji-janji Presiden Donald Trump untuk memperbaiki hubungan kedua negara dan bekerja sama dalam memerangi kelompok teror ISIS.

"Bahkan pertukaran informasi sederhana soal kanal dan sumber daya teroris, soal orang-orang yang terkait atau dicurigai dalam terorisme bisa sangat meningkatkan upaya bersama kita," kata Putin.

Hubungan pemerintah Trump dan Putin belakangan memanas karena laporan intelijen AS yang menduga Rusia memerintahkan peretasan sistem pemilihan umum untuk menguntungkan sang konglomerat.

Pendahulu Trump, Barack Obama, menjatuhkan sanksi terhadap FSB dan badan intelijen militer negara tersebut, GRU, atas tuduhan tersebut.

Dalam pidatonya, Putin masih mengecam NATO soal expansi di sekitar perbatasan Rusia. Dia juga mengatakan blok yang dipimpin AS itu "terus menerus memprovokas" Moskow.

"Mereka selalu memprovokasi kita, terus memprovokasi dan mencoba menarik kita ke arah konfrontasi," ujarnya.

"Percobaan untuk mengintervensi masalah internal kita dengan tujuan untuk mengganggu stabilitas situasi sosial dan politik di dalam Rusia juga tidak berhenti."

Dia mengatakan, tahun lalu, otoritas Rusia "memblokir aktivitas" 53 petugas intelijen asing dan 286 agen dari badan-badan di luar negeri.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER