Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey menegaskan, warga Amerika Serikat sesungguhnya tak pernah mempunyai privasi yang seutuhnya, memperparah kekhawatiran masyarakat mengenai aktivitas intel pemerintah yang dianggap menelanjangi kehidupan pribadi mereka.
"Tidak ada seseorang yang memiliki privasi absolut di Amerika. Kita semua memiliki ekspektasi privasi yang wajar mengenai rumah, mobil, dan perangkat yang kita gunakan, tapi dengan alasan hukum, pemerintah dan pengadilan dapat menerobos privasi tersebut," katanya dalam konferensi keamanan siber di Boston, Kamis (9/3).
Pernyataan ini diungkapkan Comey tak berselang lama setelah WikiLeaks mengungkap ribuan dokumen CIA yang memaparkan bahwa badan intelijen AS itu dapat mengubah sejumlah alat elektronik sehari-hari seperti
gadget dan televisi menjadi alat sadap suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Comey, sepenggal pengalaman masa lalu atau ingatan seseorang bahkan tidak dapat dikatakan sebagai milik pribadi di Amerika. Warga Paman Sam, lanjutnya, bisa dipaksa untuk bersaksi di pengadilan mengenai hal-hal pribadi mereka untuk kebutuhan penegakan hukum.
"Kita semua bisa dipaksa untuk membeberkan apa yang kita tahu dan pernah alami/lihat...dengan cara yang sesuai. Seseorang bisa memaksa kita bersaksi dipengadilan mengenai hal-hal dan komunikasi yang bersifat pribadi," tuturnya menambahkan seperti dikutip
The Guardian.
Selasa (7/3) kemarin, WikiLeaks mengungkap sekitar 9 ribu dokumen CIA, yang dianggap sebagai pengungkapan terbesar dalam sejarahnya.
Ribuan arsip itu menunjukkan, CIA memiliki alat retas yang dapat mengubah peralatan komunikasi dan elektronik sehari-hari seperti seperti iPhone, sistem Android seperti telepon pribadi, peranti lunak Microsoft, dan TV pintar Samsung menjadi alat sadap mereka.
Dokumen tersebut memaparkan cara CIA mengeksploitasi sejumlah kelemahan yang mereka temukan pada peranti keras dan lunak, termasuk yang dibuat perusahaan-perusahaan AS, tanpa memberi tahu pihak terkait mengenai kecacatan itu sendiri.
Badan ini juga disebut tengah mencoba untuk meretas sistem kendali elektronik pada mobil dan truk, berpotensi mengendalikannya dari jauh.
Di sisi lain, CIA menyatakan tak akan mengomentari keabsahan dokumen yang didapat WikiLeaks itu. Namun, organisasi mata-mata tersebut menegaskan bahwa hukum melarang alat-alat retas semacam itu dipakai di Amerika.
Badan intel itu menuturkan, sudah merupakan misi mereka untuk mengumpulkan informasi intel asing demi melindungi Amerika dari sejumlah ancaman keamanan seperti terorisme dan negara lawan.
Gedung Putih justru mengkhawatirkan bahwa rilis WikiLeaks ini memberikan akses bagi musuh AS seperti kelompok teroris dan organisasi kriminal lainnya mendapatkan informasi serta akses pada alat retas tersebut untuk disalahgunakan.
"Warga AS seharusnya terganggu dengan pengungkapan WikiLeaks ini yang dirancang untuk merusak komunitas intelijen pemerintah melindungi negara. Publikasi ini tak hanya membahayakan personel AS, tapi juga membekali musuh AS dengan informasi yang bisa digunakan untuk membahayakan bangsa," kutip pernyataan resmi lembaga tersebut.
(stu/aal)