Peringatan Hari Buruh di AS Kritik Kebijakan Imigrasi Trump

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 02:35 WIB
Aksi peringatan May Day yang dilakukan sejumlah serikat pekerja dan grup advokasi di sejumlah kota di Amerika Serikat memprotes kebijakan imigrasi Trump.
Aksi peringatan May Day di sejumlah kota di Amerika Serikat memprotes kebijakan imigrasi Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah serikat pekerja dan kelompok advokasi imigran di AS menggelar aksi peringatan Hari Buruh International atau May Day dengan mengkritik kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump, pada Senin (1/5). 

Seperti dilansir dari Reuters, aktivis yang turun ke jalan kali ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan saat sebelumnya memprotes kebijakan imigrasi Trump pertama kali.

Media lokal AS menyebutkan ada sekitar ribuan orang yang berkumpul di MacArthur Park di dekat pusat kota Los Angeles sebelum berjalan bersama-sama melalui City Hall.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, ada 500 demonstran yang berjalan melewati Manhattan dan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Wells Fargo dan JPMogran Chase & Co. Sekitar 12 orang dikabarkan ditangkap dalam aksi tersebut, menurut juru bicara Make the Road New York, grup advokasi imigran yang memiliki anggota hingga 20.000 orang.

Jose Lopez, co-director dari organisasi tersebut menyebutkan ada dua bank yang menjadi target unjuk rasa terkait dengan kebijakan imigrasi Trump ini.

"Pesan yang ingin disamapaikan hari ini adalah menghentikan pendanaan akan fasilitas detensi imigrasi, ini menjadi serangan pertama di antara lainnya terhadap perusahaan tersebut," tuturnya.

Pada malam hari, para penyelenggara berharap ribuan pengunjuk rasa berkumpul dalam sebuah pawai di Foley Square Manhattan untuk mengikut pertunjukan musik dan mendengarkan pidato-pidato para pemimpin serikat pekerja dan imigran yang tinggal di negara itu secara ilegal.

Sementara, pihak kepolisian meningkatkan kewaspadaannya di Seattle, mengingat kekhawatiran akan adanya di antara para demonstran yang membawa senjata api setelah insiden penembakan Januari lalu, dan Mayday 2016 ketika seorang pemerotes melempar bom molotov yang tak bernyala ke arah polisi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER