Jakarta, CNN Indonesia -- Amnesty International menyerukan penyelidikan independen atas tewasnya 17 tahanan yang ditembak akibat kabur dari penjara Buimo, Lae, Papua Nugini, Senin (15/5).
Kelompok pemerhati HAM itu menyuarakan kekhawatiran adanya pelanggaran hukum dalam insiden itu, di mana aparat keamanan diduga menembak orang-orang yang tidak bersenjata.
“Ini mengkhawatirkan karena respons pertama aparat keamanan dalam menghadapi para napi tersebut adalah dengan menggunakan senjata tanpa memedulikan hak hidup mereka,” ucap Direktur Amnesty Internasional untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Champa Patel, Selasa (16/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Otoritas Papua Nugini harus segera memerintahkan penyelidikan independen dan efektif atas pembunuhan tersebut,” katanya.
Patel mendesak pemerintah Papua Nugini menahan seluruh petugas sipir penjara yang terlibat dalam insiden ini, meminta pelaku diadili melalui proses hukum tanpa dijatuhi hukuman mati.
Puluhan napi dilaporkan melarikan diri setelah menjebol kompleks penjara Buimo pada awal pekan ini. Sejumlah aparat terpaksa menembak mati belasan napi yang kabur, sementara 57 lainnya berhasil lolos dan hingga kini masih buron.
Menurut komandan kepolisian Lae, Inspektur Kepala Anthony Wagambie Jr, mayoritas dari para napi kabur yang kembali ditangkap adalah mereka yang melakukan kejahatan serius dan sedang menunggu persidangan.
"Orang-orang ini tidak diinginkan dan akan mengancam masyarakat," kata Wagambie merujuk pada napi yang kabur.
kejahatan dan pelanggaran hukum merajalela di Papua Nugini. Keadaan penjara di negara tersebut seringkali dilaporkan penuh sesak dengan sanitasi buruk.
Patel menuturkan, mekanisme pengelolaan penjara yang buruk juga menjadi salah satu pemicu insiden larinya para napi ini. Karena itu, dia menekankan pertanggungjawaban dan mekanisme reformasi penjara menjadi penting untuk menanggulangi potensi kaburnya para napi.
“Apapun kejahatan yang dilakukan para narapidana, mereka tetap memiliki hak diperlakukan secara manusiawi,” ujar Patel seperti dikutip
AFP.