Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos terluka saat bahan diduga bom meledak di mobilnya, Kamis (25/5) waktu setempat. Polisi menyebut insiden tersebut sebagai kekerasan politik yang paling dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
Melansir
Reuters, polisi mengatakan luka Papademos tidak membahayakan jiwa. Rumah sakit tempat Papademos dirawat menyebut mantan PM itu terluka di daerah dada dan perut serta luka yang lebih dalam ada di kaki kanannya.
Media lokal Yunani melaporkan kendaraan pribadi Papademos dilengkapi sistem antipeluru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman dari tempat kejadian, terlihat kendaraan hitam dengan lampu hazard menyala di persimpangan di pusat kota Athena pada jam sibuk. Tidak terlihat kerusakan di kendaraan tersebut kecuali celah-celah luas di kaca depan.
"Saya merasa mobil saya bergetar ... seperti gempa kecil," kata seorang saksi mata kepada Skai TV Yunani. Dia mengatakan, pintu kendaraan terbuka paksa akibat ledakan.
“Keadaan benar-benar panik saat itu,” katanya.
Sumber dari Bank Sentral Yunani mengatakan Papademos baru saja meninggalkan gedung Bank of Greece saat ledakan tersebut terjadi. Tidak jelas apakah paket peledak tersebut telah dikirim ke sana.
Seorang sumber polisi mengatakan bahwa fragmen sebuah amplop yang ditemukan di lokasi kejadian, yang semakin menguatkan kecurigaan adanya paket peledak.
Yunani memiliki sejarah serangan skala kecil terhadap politisi, pebisnis dan pasukan keamanan. Polisi Yunani mengatakan bahwa mereka mencegat beberapa paket yang dicurigai yang ditujukan kepada pejabat Yunani, Jerman dan IMF dalam dua bulan terakhir.
Pejabat polisi yang ingin tidak disebutkan namanya, menyebut ledakan yang melibatkan Papademos dan melukai dua orang lain di dalam kendaraan tersebut, adalah yang paling menonjol sejak 2010, dimana paket jebakan berupa bom membunuh seorang penjaga Menteri Ketertiban Umum Michalis Chrysohoidis.
Nama Papademos melambung di dunia politik saat Yunani didera krisis ekonomi dan dia ditunjuk menjadi Perdana Menteri, mulai 2011 hingga 2012. Sebelumnya, Papademos pernah menjabat sebegai Gubernur Bank Sentral dari 1994-2002, serta Wakil Presiden Bank Sentral Eropa dari 2002 ke 2010.
Papademos terbilang sukses menyatukan koalisi rapuh antara sosialis dan konservatif di pemerintahan. Namun demikian, negara itu terus berada dalam resesi dengan rata-rata pengangguran tertinggi di Eropa.