Jokowi Belum Tentukan Posisi Indonesia Atasi Konflik Qatar

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jun 2017 14:00 WIB
Presiden Joko Widodo masih mencari masukan dari berbagai pihak guna menentukan posisi Indonesia dalam konflik antara Qatar dan negara-negara Arab.
Presiden Jokowi masih belum menentukan posisi Indonesia dalam menyelesaikan konflik antara Qatar dan negara-negara Arab. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengatakan ia belum dapat menentukan posisi Indonesia dalam konflik Arab Saudi Cs dan Qatar. Jokowi berkata, hingga kini, ia masih menerima masukan terlebih dahulu dari banyak pihak.

Di sisi lain, komunikasi tetap dilakukan seperti bersama Presiden Turki Reccep Tayip Erdogan, Emir Qatar Sheikh Tamim, dan Sheikh Mohammed dari Uni Emirat Arab.

"Persoalan dasarnya apa, sehingga nanti kita bisa berperan di sebelah mana. Sementara ini saya belum bisa bicara di sebelah mana kita akan berperan," ujar Jokowi di Penjaringan, Selasa (13/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyatakan, hingga beberapa waktu mendatang tetap akan berkomunikasi dengan negara-negara berkaitan untuk mencari tahu detail gesekan yang terjadi di Timur Tengah, terutama antara Arab Saudi dan Qatar.


"Pendekatan yang bisa dilakukan lewat mana, nanti kita simpulkan setelah masukan dari semua sisi ada," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin berpendapat Indonesia bisa menjadi penengah konflik Qatar dan Arab Saudi. Menurutnya, polemik ini bisa membahayakan banyak pihak dan perlu segera diselesaikan.

Pernyataan itu disampaikan karena Indonesia berprinsip politik luar negeri yang bebas aktif. Hubungan baik Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah harus benar-benar dimanfaatkan Jokowi demi berjalannya fungsi perantaranya dengan baik.

Sebelumnya, beberapa negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain, secara mengejutkan memutus segala hubungan diplomatik dan kekonsuleran dengan Qatar pada awal bulan ini.


Langkah itu diikuti Mesir, Yaman, Libya, Mauritania, hingga Maladewa dengan dalih keamanan nasional. Negara-negara itu menuding Doha mendukung pemberontak dan teroris seperti ISIS, Al-Qaidah, hingga Ikhwanul Muslimin--gerakan Islam tertua di dunia.

Sejak itu, sejumlah negara menutup perbatasan dan segala akses perhubungan dengan Qatar. Negara bersengketa juga mengimbau warganya untuk segera meninggalkan Qatar.

Selain itu, Arab Saudi juga telah membatalkan seluruh lisensi maskapai Qatar Airways. Lebih dari 30 penerbangan dari Doha menuju Riyadh dibatalkan, begitu juga dengan 27 penerbangan dari Dubai ke Doha.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER