Warga Inggris Disebut Berubah Pikiran Soal Brexit

CNN Indonesia
Senin, 19 Jun 2017 08:04 WIB
Polling yang dilakukan lembaga survei Survation menyebutkan sebagian besar warga Inggris berubah pikiran soal Brexit dan menginginkan referendum ulang.
Polling yang dilakukan lembaga survei Survation menyebut warga Inggris berubah pikiran soal Brexit. (REUTERS/Anthony Devlin/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polling yang dilakukan lembaga survei Survation menyebutkan bahwa sebagian besar warga Inggris berubah pikiran soal British Exit atau Brexit. Mereka dikatakan ingin kembali menggelar referendum agar Inggris tak berpisah dari Uni Eropa.

Survei yang digelar Survation pekan ini mengungkapkan 53 persen warga Inggris menginginkan referendum ulang, sementara 47 persen menyatakan tidak.

Selain itu, survei terbaru itu juga menunjukkan keengganan masyarakat terhadap “hard Brexit” dimana Inggris akan meninggalkan pasar tunggal Uni Eropa dan serikat pabean.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu berbeda jauh dengan survei yang digelar April, dimana 54 persen warga Inggris menolak referendum ulang.

Sementara riset The Mail pada Minggu menyebut hanya 35 persen warga Inggris setuju dengan Perdana Menteri Theresa May yang menyebut “tidak ada kesepakatan lebih baik daripada kesepakatan buruk” dalam negosiasi dengan Uni Eropa.


Selain itu, dilaporkan Independent, sebanyak 69 persen menolak Inggris meninggalkan serikat pabean Uni Eropa, yang menjadi salah satu poin penting dalam negosiasi.

Itu juga yang memicu adanya ketegangan baru dalam jajaran kabinet May.  

Menteri Keuangan Philip Hammond berargumentasi sebaiknya Inggris tetap berada dalam serikat pabean UE dengan tujuan memuluskan Brexit. Sementara May bersikukuh bahwa Inggris harus bisa melakukan kesepakatan perdagangan sendiri namun tetap mempertahankan perdagangan dengan Eropa "tanpa adanya gesekan“.

Sementara polling lain menyebut bahwa pendukung Partai Buruh menginginkan “soft Brexit”, dimana Inggris tetap memiliki kesepakatan dengan Uni Eropa namun juga punya kebebasan soal perdagangan.

Pendukung Jeremy Corbyn memprioritaskan perdagangan tanpa batasan dibandingkan kontrol imigrasi dengan margin 64 persen berbanding 19 persen, menurut riset YouGov.


Adapun, 35 persen pendukung Partai Buruh menyebut Brexit menjadi motivasi mereka dalam pemilu parlementer, sementara 47 persen lainnya secara eksplisit menyebut menginginkan soft Brexit dibanding 4 persen yang mendukung hard Brexit. Sisanya, 27 persen menyebut mereka ingin Inggris tetap bersama Uni Eropa.

Namun, riset yang digelar Global Future think tank, menyebut 60 persen pendukung Partai Konservatif meninginkan kontrol imigrasi yang lebih kuat dalam negosiasi Brexit dibanding 27 persen yang mengutamakan perdagangan.

“Mayoritas pendukung Partai Buruh menginginkan negara yang terbuka dan berwawasan ke luar yang bisa berarti menjalankan pasar tunggal dari luar Uni Eropa seperti Norwegia dan Swiss,” papar CEO Global Future Gurnek Bains.

Namun, jika para pemimpin politik bersikeras melakukan hard Brexit yang memprioritaskan kontrol imigrasi dengan membawa Inggris keluar dari pasar tunggal dan serikat pabean, “berarti mereka berisiko berada di pihak yang berseberangan dengan pemilih,” kata Bains.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER