Kecam Rudal, Inggris Panggil Dubes Korut

CNN Indonesia
Kamis, 06 Jul 2017 20:56 WIB
Mengecam peluncuran rudal belum lama ini, Kemlu Inggris menyatakan telah memanggil Dubes Korut dan meminta Pyongyang menghentikan ambisi nuklirnya.
Masalah rudal Korea Utara kini mendapatkan respons keras dari Inggris. (KCNA/via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan telah memanggil Duta Besar Korea Utara untuk mengecam peluncuran peluru kendali terbaru dari negara tersebut, meminta Pyongyang untuk berhenti berupaya mewujudkan ambisi nuklirnya.

"Aksi DPRK adalah pelanggaran langsung terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan dan merupakan ancaman bagi keamanan kawasan dan internasional," kata Wakil Menteri Luar Negeri Mark Field merujuk dengan singkatan nama resmi Korea Utara, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (6/7).

"Saya meminta rezim Korea Utara untuk berubah haluan dan berfokus pada kesejahteraan rakyatnya, alih-alih secara ilegal menjalankan proram nuklir dan rudal balistiknya."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan itu akan diselenggarakan pada Rabu pekan depan.

Terpisah, Uni Eropa dan Jepang menyerukan penjatuhan sanksi tambahan terhadap Korea Utara menyusul peluncuran rudal tersebut.

Uji coba peluru kendali balistik itu meningkatkan ketegangan di kawasan, memaksa Washington, Tokyo dan Seoul kembali menekan China, sekutu besar terakhir Pyongyang.

Presiden Donald Trump sebelumnya mendorong masyarkat internasional untuk memastikan Korea Utara menghadapi konsekuensi aksinya sembari menjanjikan respons tegas.

Presiden Uni Eropa Donald Tusk, setelah berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo abe di Brussels mengatakan kedua pihak mempunyai pandangan yang sama soal ketertiban globval.

Terkait hal tersebut, kedua pihak "sepakat untuk meminta masyarkat internasional memperkuat langkah yang bertujuan untuk melarang penyaluran bahan-bahan dan teknologi relevab juga pendanaan bagi program nuklir dan rudal balistik Korea Utara."

"Kami meminta adopsi awal resolusi baru dan komprehensif dari Dewan Keamanan PBB," kata Tusk sebagaimana dikutip AFP.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER