RI Ajukan Perlindungan Internasional Al Aqsa di Sidang OKI

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jul 2017 20:20 WIB
Menlu RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia menekankan pentingnya perlindungan internasional terhadap penatagunaan Masjid Al Aqsa di sidang darurat OKI.
RI akan mengusulkan perlindungan internasional Al-Aqsa di sidang darurat OKI pada tanggal 1 Agustus mendatang. (REUTERS/Ammar Awad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Kerja Sama Negara Islam (OKI) akan menggelar sidang khusus membahas situasi dan kondisi terkini konflik Al Aqsa pada 1 Agustus mendatang. Sidang darurat ini digelar menyusul pembatasan aktivitas beribadah dan kekerasan yang mengincar umat Muslim oleh otoritas Israel.

Dalam sidang tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia akan menekankan pentingnya perlindungan internasional terhadap penatagunaan Masjid Al Aqsa.

“Saya sudah mulai melakukan komunikasi khusus mengenai masalah international protection on stewardship of Al Aqsa ini. Tapi kami belum bisa sampaikan detail karena secara internal masih membahas gagasan ini,” tutur Retno usai menggelar pertemuan dengan para duta besar negara OKI di kantornya, Selasa (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno mengatakan, kementeriannya masih menggodok gagasan ini dengan meninjau seluruh dokumen internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait isu Palestina dan status Al Aqsa tersebut.


Dia berharap, Indonesia dapat mengajukan gagasannya ini dalam sidang pada Selasa pekan depan di Istanbul, Turki, itu.

“Indonesia coba angkat isu mengenai perlindungan internasional bagi kompleks masjid Al Aqsa. Dan harapannya ketika kita sampaikan suatu gagasan, itu akan diadopsi dalam sidang,” papar Retno.

Dalam pertemuannya dengan para dubes OKI, Retno menyampaikan pentingnya negara anggota memiliki posisi dan pendirian yang solid menyikapi insiden di Al Aqsa ini.

Menurut Retno, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi negara OKI untuk melakukan sesuatu menyikapi insiden di situs suci bagi tiga Agama yakni Islam, Kristen, dan Yahudi ini.

“Kita tidak bisa berdiam diri menyikapi situasi ini. Kita haus lakukan sesuatu untuk mencegah semua kekerasan yang terjadi di Al Aqsa. Pilihannya ada dua yakni melakukan sesuatu atau tidak,” ujar Retno.


Israel memasang detektor logam di gerbang masuk menuju kompleks Masjid Al-Aqsa setelah dua polisi ditembak mati, 14 Juli lalu. Langkah ini memicu bentrokan berdarah dengan warga Palestina dalam sepekan terakhir.

Sejumlah negara OKI termasuk Indonesia dan Turki mengecam langkah aparat Israel yang membatasi aktivitas beribadah umat Muslim di Al Aqsa.

Pada Selasa (25/7) Israel memutuskan mencopot alat pemeriksaan di gerbang kompleks masjid dan menggantinya dengan bentuk pengawasan lain yang dianggap tidak mengganggu.

“Ini sesuatu yang perlu dicatat dari tekanan politik yang telah dilayangkan terhadap Israel. Kami sudah meminta duta besar RI di Amman, Yordania, untuk memastikan apakah masih ada pembatasan dalam bentuk lain di Al Aqsa yang masih diterapkan [Israel],” kata Retno.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER