Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyebut serangan roket yang terjadi di Qatif, pada Minggu (31/7) dilaporkan menewaskan seorang polisi dan melukai enam lainnya.
Wilayah di Arab Saudi yang dihuni mayoritas Syiah tersebut kerap diguncang kerusuhan sejak 2011, ketika demonstran Syiah menuntut kesetaraan hak dengan kaum Sunni, yang merupakan mayoritas di negara tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan pada kantor berita
SPA, polisi yang menjadi korban itu tengah berpatroli di wilayah al-Masoura, Qatif, saat “sebuah roket menyerang mereka”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan bahwa keenam petugas yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit dan kini dalam kondisi stabil.
Sebelumnya, beberapa serangan yang menargetkan pasukan keamanan juga kerap terjadi di Qatif.
Adapun pada 11 Juli, Arab Saudi menghukum mati empat orang pria atas tuduhan ‘kejahatan terorisme’, termasuk penyerangan terhadap polisi dan ikut berpartisipasi dalam kerusuhan di Qatif.
Mereka dihukum karena ‘melanggar aturan kerajaan’ dan mencoba ‘menebar hasutan’ di kerajaan, sebut media
Al Ekhbariya, dikutip
AFP.Mereka terbukti bersalah karena menembak kantor polisi di Qatif dan juga ikut ambil bagian dalam kerusuhan termasuk melempar bom molotov ke arah polisi dan bangunan pemerintah.
Sebelumnya, pada Sabtu, dua petugas polisi terluka saat berpatroli di Qatif. Sementara pada Kamis, seorang polisi dilaporkan terbunuh akibat ledakan bom di area yang sama.
Pada Selasa lalu, seorang polisi juga dilaporkan tewas dan tiga lainnya luka-luka akibat insiden pengeboman.
Pemerintah menyebut aksi tersebut didalangi oleh para ‘teroris’ dan pengedar narkoba.