Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya enam orang dari kelompok etnis minoritas Buddha dilaporkan tewas akibat serangan militan di Rakhine, Myanmar, di mana konflik bersenjata masih terus berkecamuk.
Pasukan keamanan menemukan tiga jasa perempuan dan tiga jenazah laki-laki dengan luka bakar juga akibat tembakan, di daerah pegunungan Mayu, di dekat Kota Maungdaw.
Kantor pemimpin defacto Myanmar, Aung San Suu Kyi, menyatakan serangan itu dilakukan "esktremis" terhadap minoritas Mro di Desa Kaigyi. Warga setempat meyakini, militan Muslim Rohingya mendirikan satu kamp di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dilansir
Reuters, Muslim Rohingya memang merupakan minoritas di Myanmar. Namun di utara Rakhine, Rohingya merupakan mayoritas.
Sejak Oktober lalu, Rohingya terlibat pertempuran sengit dengan militer Myanmar. Bentrokan ini bermula dari penyerangan di tiga pos keamanan di perbatasan.
Militer menuding militan Rohingya merupakan dalang di balik serangan itu. Mereka pun akhirnya melaksanakan operasi pembersihan di Rakhine.
Namun dalam praktiknya, militer Myanmar dilaporkan menembak warga secara acak, memperkosa warga perempuan, dan membakar rumah-rumah penduduk di Rakhine.
Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan, sekitar 75 ribu warga akhirnya kabur ke Bangladesh untuk menghindari gelombang kekerasan tersebut.