AS Sebut Nuklir Korut Bisa Jatuhkan Rezim Kim Jong Un

CNN Indonesia
Kamis, 10 Agu 2017 05:51 WIB
Presiden Donald Trump menyebut senjata nuklir Amerika Serikat saat ini sudah jauh lebih kuat.
Presiden Donald Trump dalam akun Twitternya menyatakan, senjata nuklir AS saat ini jauh lebih kuat dari sebelumnya. (Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat memperingatkan Korea Utara (Korut), bahwa upayanya untuk mengejar program nuklirnya dapat menyebabkan runtuhnya rezim Kim Jong-Un. Peringatan tersebut disampaikan Presiden Donald Trump yang mengacungkan nuklir Amerika sebagai pencegah atas ancaman nuklir Korut.

Eskalasi lebih lanjut dalam perang Washington dengan Pyongyang terjadi sehari setelah Trump membuat dunia tertegun dengan pesan beraninya kepada Kim. Trump menyatakan akan menghadapi Korut yang dianggap mengancam AS dengan kekuatan besar yang selama ini belum dilihat dunia.

Komentar tersebut memicu ungkapan keprihatinan dari China dan juga dari sekutu AS. Pasar saham dan dolar pun tergelincir, seiring pernyataan tersebut karena investor mencari investasi pada tempat yang aman.
Menteri Pertahanan Jim Mattis mengatakan Korea Utara harus berhenti mengisolasi dirinya sendiri dan mundur dalam usahanya mengejar senjata nuklir. "Pyongyang harus menghentikan segala tindakannya yang dapat menyebabkan berakhirnya rezimnya dan menghancurkan rakyatnya sendiri," ungkap Mattis, mengutip AFP, Kamis (10/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Pentagon juga mengatakan bahwa kemampuan rudal Korea Utara yang baru lahir terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan Amerika Serikat. Pyongyang pun disebut akan kalah dalam perlombaan senjata atau konflik apa pun dengan Amerika Serikat.

Trump sebelumnya membual di Twitter bahwa senjata nuklir Amerika "jauh lebih kuat dan lebih kuat daripada sebelumnya." Pernyataan tersebut dibuat setelah Korea Utara mengatakan sedang mempertimbangkan sebuah serangan rudal di dekat wilayah kecil Pasifik AS di Guam.

"Mudah-mudahan kami tidak akan pernah menggunakan kekuatan ini, tapi tidak akan pernah ada waktu dimana kami bukanlah bangsa terkuat di dunia!" ujar Trump dalam akun twitternya.



Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan ketegangan di Semenanjung Korea dan terganggu oleh meningkatnya retorika yang konfrontasi antara kedua belah pihak.

"Sekretaris Jenderal menyambut semua inisiatif yang akan membantu mengurangi ketegangan dan menghasilkan kembalinya diplomasi," kata juru bicaranya Stephane Dujarric.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER