Tak Bisa Temui WNI yang Ditahan, RI Protes Mesir

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2017 23:10 WIB
Kedutaan Besar RI di Kairo telah mengirimkan dua kali nota diplomatik pada pemerintah Mesir untuk membuka akses komunikasi dengan dua pelajar tersebut.
(CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapat akses kekonsuleran untuk bertemu dengan dua mahasiswa Indonesia yang ditahan otoritas Mesir sejak 1 Agustus lalu.

Padahal, menurut Retno, Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kairo telah mengirimkan dua kali nota diplomatik pada pemerintah Mesir supaya membukakan akses bagi tim KBRI untuk berkomunikasi dengan dua pelajar tersebut.

“Sampai sakarang belum dapat akses kekonsuleran, padahal sudah dua kali kirimkan nota diplomatik untuk meminta akses tersebut. Jadi sampai saat ini, kami belum bisa bertemu bahkan berkomunikasi dengan dua mahasiswa tersebut,” papar Retno diJakarta, Jumat (11/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua WNI tersebut, yang menurut sejumlah laporan media bernama Nurul Islami dan Muhammad Hadi asal Sumatera Barat, kini diamankan di kantor polisi kota Aga.

Tim KBRI Kairo pun, tutur Retno, juga telah mengunjungi kantor polisi tersebut, tetapi belum juga bisa menemui kedua pelajar itu.

Dubes RI di Kairo Helmy Fauzi, sebelumnya juga telah mengatakan pihaknya belum mendapat informasi dan keterangan dari aparat Mesir mengenai alasan penangkapan dan keberadaan dua WNI itu.

“Karena itu, hari ini, KBRI juga akan menulis surat ke jaksa agung di sana untuk minta akses kekonsuleran. Saya kira, akses kekonsuleran merupakan hal baku yang harus diberikan tuan rumah kepada tamunya ya, dalam hal ini Indonesia apabila ada warganya di Mesir yang terkena kasus hukum,” kata Retno.

Eks duta besar RI di Belanda itu juga mengaku akan segera menghubungi Menlu Mesir Sameh Shoukry guna meminta penjelasan dan pemberian aksesk kekonsuleran bagi kedua mahasiswa Indonesia ini.

Penangkapan pelajar RI di Mesir ini bukan lah yang pertama kali. Juni lalu, empat mahasiswa Indonesia juga ditangkap di Samanud, atas dugaan radikalisasi dan telah dideportasi ke Indonesia.

Retno mengatakan, demi keselamatan WNI di Mesir, KBRI pun telah mengimbau seluruh warga untuk menjauhi daerah yang dilarang oleh pemerintahan Presiden Abdel Fattah el-Sisi.

KBRI juga telah meminta para pelajar Indonesia di sana untuk tidak mengabdi dan belajar ilmu agama dengan para ulama yang tidak berafiliasi dengan Univeristas Al Azhar dan yang dianggap tidak sepaham dengan pemerintah Mesir.

“KBRI sudah berkali kali mengingatkan mahasiswa kita untuk tidak berada di kota Samanud. Karena Samanud adalah kota yang memang diminta oleh pemerintah setempat untuk tidak didatangi oleh warga asing, ujar Retno.

Retno menambahkan, setiap warga yang tinggal di satu negara, bagaimana pun harus menghormati hukum atau aturan yang ada di negara tersebut. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER