Evakuasi WNI dari Yaman Terus Berlanjut

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Senin, 07 Sep 2015 02:46 WIB
Krisis politik dan keamanan yang berkepanjangan di Yaman memaksa warga negara Indonesia di negara itu hengkang demi keselamatan jiwa.
Para WNI di Yaman yang akan pulang ke Tanah Air disambut anggota TNI yang menjemputnya menggunakan Boeing 737-400, Rabu (8/4). (ANTARA FOTO/ Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus R)
Jakarta, CNN Indonesia -- Krisis politik dan keamanan yang berkepanjangan di Yaman memaksa warga negara Indonesia di negara itu hengkang demi keselamatan jiwa. Gelombang evakuasi hingga kini terus berlangsung yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yaman yang kini beroperasi di Oman.

Duta Besar RI untuk Yaman Wajid Fauzi mengatakan baru-baru ini kembali dilakukan evakuasi menyusul situasi keamanan di Yaman yang terus memburuk.

Pada akhir Agustus lalu, ujar Wajid, ada pemulangan kembali WNI ke Tanah Air sebanyak 90 orang. “Ada evakuasi keluar setelah Rabu pekan lalu terjadi pengeboman besar selepas magrib di Sanaa,” kata Wajid kepada CNN Indonesia, Sabtu malam (5/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wajid menyebutkan dalam peristiwa pengeboman itu lebih dari 20 orang tewas dan sekitar 75 lainnya luka-luka. “Tidak ada WNI yang menjadi korban pengeboman,” tuturnya.

Wajid mengatakan saat ini sebagian besar WNI yang masih berada di Yaman tidak tinggal di Sanaa, ibu kota Yaman. Pihak KBRI selama ini aktif menawarkan kepada para WNI untuk evakuasi karena keselamatan WNI menjadi prioritas. (Baca: Tim Evakuasi WNI Sambangi Sejumlah Kampus di Yaman)

Menurut Wajid pihak KBRI tidak bisa memaksa para WNI untuk pulang ke Tanah Air. “Pilihan masing-masing setiap WNI untuk tetap tinggal di Yaman,” ujar Wajid.

Dengan terus berlanjutnya intensifikasi evakuasi, jumlah WNI di Yaman semakin berkurang. Saat ini jumlah WNI yang masih berada di negara itu tinggal 1.117 orang. Jumlah itu menurun dibanding pada akhir Juni lalu sekitar 1.200 orang. “Tepatnya ada 1.184 orang,“ ucap Wajid. (Baca: Belasan Rintangan Menghadang Evakuasi WNI dari Yaman)

Sebelum terjadi pertempuran antara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dengan pemberontak Houthi, jumlah total WNI di Yaman sebanyak 4.159 orang. Dari jumlah tersebut mayoritasnya adalah mahasiswa dan pelajar yaitu sebanyak 2.626 adalah orang. Sisanya yaitu sebanyak 1.488 orang adalah pekerja di bidang minyak dan gas, serta 45 orang staf dan keluarga KBRI. (Baca: Evakuasi WNI di Yaman, RI Kirim Pesawat TNI AU)

Proses evakuasi WNI sudah mulai dilakukan sebelum kantor KBRI di Sanaa terkena bom pada 20 April lalu yang mengakibatkan hampir seluruh bangunan hancur.

Bantuan Kemanusiaan dan Posisi RI

Banyaknya jatuh korban di kedua belah pihak akibat serangan pengeboman dari koalisi Arab Saudi maupun pemberontak Houthi membuat bantuan kemanusiaan mengalir ke Yaman.

Pada awal September ini, persoalan penyaluran bantuan ke Yaman menjadi sorotan. Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat mempertanyakan masalah penyaluran bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.

Wajid Fauzi mengatakan dari sejumlah masalah yang terjadi di Yaman, persoalan bantuan kemanusiaan menjadi salah satu perhatian yang paling serius terkait dengan posisi pemerintah Indonesia.

“Saya berpendapat posisi Indonesia harus netral dan tetap mengutamakan penyelesaian secara damai melalui dialog, melalui meja perundingan,” tutur Wajid.(Baca: Serangan Saudi Sudah Tewaskan 500 Pemberontak Houthi)

Wajid menyatakan sikap pemerintah Indonesia sudah sangat jelas yaitu menolak segala bentuk kekerasan terkait dengan krisis Yaman. “Hal itu sudah disampaikan juga oleh Menteri Luar Negeri saat Konferensi Asia-Afrika di Bandung beberapa waktu lalu,” kata Wajid. (Baca: PBNU Desak Pemerintah Prakarsai Perdamaian di Yaman)

Penyaluran bantuan, lanjut Wajid, sebaiknya diberikan melalui jalur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Bisa melalui lembaga-lembaga yang ada di bawah PBB seperti UNHCR,” ujarnya. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER