Jakarta, CNN Indonesia -- Angkatan udara China dilaporkan menggelar latihan militer di lepas pantai timur pada Kamis (7/9) untuk mengantisipasi serangan dari Korea Utara yang kembali melakukan uji coba nuklir, baru-baru ini.
Menurut laporan
Military Online, situs berita militer China, satu batalion tentara tengah melakukan simulasi menangkal serangan "tiba-tiba dengan ketinggian rendah" di teluk Bohai yang bersebrangan langsung dengan Semenanjung Korea.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan dirinya belum mendapat informasi mengenai latihan militer hari ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, China menekankan seluruh pihak berkonflik untuk mengutamakan jalan damai dan diplomasi untuk menyelesaikan masalah nuklir Korut.
Beijing bahkan menentang retorika keras dan rencana langkah militer AS bersama sekutunya, Korea Selatan, yang dinilai pemerintahan Xi Jinping justru memperkeruh ketegangan di kawasan.
Namun, uji coba bom hidrogen kemarin dinilai semakin mendesak dan mengikat China untuk ikut andil meredam ambisi nuklir Korut. Sebab, Beijing merupakan sekutu terdekat Pyongyang.
Sejumlah pengamat mengatakan China menjadi satu-satunya negara yang dinilai mampu menjadi penengah antara Korut dan Amerika Serikat yang belakangan semakin terlibat dalam ketegangan di Semenanjung Korea.
Walau demikian, seorang analis mengatakan simulasi militer China tersebut kemungkinan tidak berkaitan dengan situasi di Semenanjung Korea.
Song Zhongping, analis hubungan internasional independen, mengatakan latihan militer itu dilakukan Beijing sebagai kegiatan rutin di tengah rencana untuk memodernisasi militer pertahanan dalam beberapa tahun terakhir.
"Angkatan laut dan udara China saat ini fokus untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya. Karena itu, mereka lebih memperhatikan kemampuan anti-rudalnya," tutur Song kepada
AFP.Modernisasi, ucap Song, dilakukan China di saat perekonomiannya terus berkembang dalam beberapa dekade terakhir sehingga menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, saat ini.