Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang politikus perempuan Muslim Melayu, Halimah Yacob, dipastikan menjadi calon tunggal Presiden Singapura setelah mendapatkan Sertifikat Kelayakan dari Komite Pemilihan Umum pada Senin (11/9).
Halimah dipastikan menjadi calon tunggal karena merupakan satu-satunya kandidat yang mendapatkan Sertifikat Kelayakan, mengalahkan tiga rivalnya.
Sebagaimana dilansir
Straits Times, Halimah kemudian akan menyambangi markas Asosiasi Rakyat di King George's Avenue pada Rabu (13/9) untuk menyerahkan surat pencalonannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika memenuhi syarat, pejabat dari badan itu akan mendeklarasikan Halimah sebagai presiden terpilih. Halimah pun akan mengemban tugas sebagai seorang presiden pada Kamis (14/9).
Datang dari kelompok minoritas di Singapura, Halimah pun berjanji akan memperjuangkan nilai-nilai inklusif di tengah negara multikultural tersebut.
Sejak Singapura memisahkan diri dari Malaysia pada 1965, kaum Melayu di Negara Singa itu memang menjadi minoritas di tengah mayoritas etnis China.
Etnis Melayu pun sangat sulit menjadi pemimpin di Singapura. Banyak pejabat meragukan loyalitas kaum Melayu di pada Singapura.
Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, bahkan pernah berkata, "Anda menempatkan pejabat Melayu yang sangat religius dan memiliki hubungan keluarga di Malaysia yang bertanggung jawab atas unit senjata api, itu urusan yang sangat sulit."
Saat itu, Lee merujuk pada pengalamannya saat pertama kali memimpin Singapura setelah merdeka. Saat itu, Lee sebagai perdana menteri memang memegang kekuasaan eksekutif. Namun, ia didampingi oleh presiden dari etnis Melayu, yaitu Yusof Ishak, sejak 1965 hingga 1970.
Kini, wajah Yusof terpampang di salah satu pecahan mata uang Singapura. Namun, tak pernah ada lagi presiden dari etnis Melayu sejak saat itu.