Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk tidak mengumbar spekulasi soal serangan teror yang terjadi di salah satu stasiun bawah tanah London.
Pernyataan May dilontarkan menanggapi kicauan Trump yang menyebut pelaku ledakan bom itu telah diketahui oleh pihak kepolisian London Inggris.
"Saya pikir tidak baik untuk siapa pun untuk berspekulasi tentang penyelidikan yang masih berjalan," kata May sebagaimana dikutip
Reuters, Sabtu (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara mantan kepala staf May, Nick Timothy menganggap kicauan Trump sangat tidak membantu miitra intelijen London untuk menyelidiki peristiwa tersebut.
Tak lama setelah insiden yang diklaim oleh kelompok teror ISIS itu terjadi, melalui akun Twitter, Trump mengatakan bahwa "pelaku ini adalah orang-orang sakit dan gila yang berada dalam jangkauan Scotland Yard (Markas Polisi Inggris)."
"Harus proaktif!" kata Trump.
Trump kemudian menyebut bahwa 'pecundang teroris' harus dihadapi dengan tindakan yang lebih tegas. Menurutnya, Internet merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk merekrut para pelaku dan harus segera ditindak.
Insiden ini menjadi serangan teror keempat yang mengguncang London sepanjang 2017, menyusul aksi di London Bridge, Manchester dan Finsbury Park.
Sejumlah penumpang dilaporkan mengalami luka bakar di bagian wajah akibat insiden ini, sementara yang lainnya terluka karena berdesakan.