AS Jatuhkan Sanksi Baru untuk Iran dan Hizbullah

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 26 Okt 2017 09:33 WIB
Dewan Perwakilan Amerika Serikat meloloskan undang-undang tentang penjatuhan sanksi baru untuk Iran dan kelompok Hizbullah karena peperangan di Timur Tengah.
Ilustrasi. (Reuters/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Perwakilan Amerika Serikat meloloskan undang-undang tentang penjatuhan sanksi baru untuk Iran dan kelompok Hizbullah.

Sanksi dijatuhkan tak lama setelah Presiden Donald trump menolak mengesahkan kembali kesepakatan nuklir Iran yang ia anggap tak patuh karena terus mengembangkan program peluru kendali.

Seorang sumber di Kongres pada Kamis (26/10) menyebut Dewan Perwakilan saat ini tengah berfokus mencari cara lain untuk menekan Iran, salah satunya yaitu dengan menjatuhkan sanksi terhadap sekutu seperti Hizbullah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi politik dan paramiliter itu menyebarkan pengaruh di Libanon dan memainkan peran kunci dalam perang sipil di Suriah.

"Langkah-langkah penting ini memberlakukan sanksi baru untuk mematikan pendanaan Hizbullah sekaligus menjadi tagihan pertanggungjawaban atas kerusakan dan kematian yang diakibatkan kelompok itu," kata Wakil Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Perwakilan Ed Royce sebagaimana dikutip Reuters.

Melalui undang-undang tersebut, AS menjatuhkan sanksi karena Iran dan Hizbullah dianggap telah menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup dalam peperangan di Timur Tengah.
Sanksi tersebut juga menyasar seluruh pihak dan entitas lain yang dianggap memasok senjata dan bantuan lain bagi Hizbullah. Undang-undang itu juga menyepakati sebuah resolusi yang mendesak Uni Eropa untuk memasukan Hizbullah dalam daftar teroris.

Ketiga sanksi itu disetujui dengan suara bulat pada Rabu (25/10). Parlemen juga berencana melakukan voting terhadap undang-undang lain berisikan sanksi tambahan bagi Iran terkait program peluru kendalinya.

Sejak pemerintahan Trump berkuasa, AS kembali bersikap keras terhadap Iran yang selama ini dianggap menjadi ancaman karena ideologi dan senjata nuklirnya.

Trump bahkan mengambil risiko membatalkan kesepakatan nuklir Iran yang telah disepakati pemerintahan Barack Obama pada 2015 lalu karena menganggap perjanjian itu menjadi salah satu langkah terburuk AS dalam sejarah.
Awal Oktober lalu, Washington bahkan menawarkan hadiah senilai jutaan dolar bagi dua pejabat pemerintah yang dapat mengembangkan strategi untuk membendung pengaruh Iran yang terus berkembang di kawasan.

Namun, sejumlah pihak menganggap AS bakal kesulitan mendapatkan dukungan internasional untuk melawan Hizbullah yang selama ini memiliki pengaruh politik cukup besar di Libanon.

Hizbullah juga dikenal banyak memberikan bantuan dan layanan sosial terhadap masyarakat di negara yang berbatasan langsung dengan Suriah dan Israel itu.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER