Jakarta, CNN Indonesia -- Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia menegaskan bahwa Israel tak punya lagi alasan untuk "mendikte negara kami" yang telah bersatu setelah rekonsiliasi Fatah dan Hamas.
"Perdamaian Fatah dan Hamas merupakan keinginan lama bangsa Palestina. Dengan rekonsiliasi ini, Israel tidak punya alasan lagi untuk mendikte negara kami yang telah bersatu,” ujar Kuasa Usaha Kedubes Palestina untuk Indonesia, Taher Ibrahim Abdallah, dalam diskusi di Jakarta, Jumat (3/11).
Abdallah mengatakan, perdamaian antara Hamas dan Fatah ini membuat negaranya lebih kuat untuk mengakhiri okupasi Israel.
Sejak 1967, kata Abdallah, pendudukan Israel itu menyebabkan warga Palestina terpuruk. Menurutnya, otoritas Israel tak jarang menangkap dan membunuh warga Palestina tanpa alasan di wilayah pendudukannya. Sekitar 1 juta orang Palestina telah ditahan Israel sejak saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Israel juga kerap menghancurkan fasilitas-fasilitas publik milik Palestina, seperti rumah sakit dan sekolah, hingga angka partisipasi pendidikan anak Palestina menurun drastis dari 90 persen menjadi 30 persen.
“Selain meminta penghentian pendudukan ilegalnya, kami juga mendesak Israel membebaskan sekitar 7.000 warga kami yang sampai saat ini masih menjadi tahanan Israel. Mereka ditahan tanpa alasan jelas,” kata Abdallah.
“Kami juga meminta dukungan dari negara sahabat, khususnya Indonesia, untuk terus mendorong upaya solusi dua negara tercapai agar kami, bangsa Palestina—termasuk Muslim, Kristiani, Yahudi, dan umat beragama lainnya, bisa hidup damai berdampingan,” ucapnya.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pun mendesak pemerintah Indonesia terus berperan aktif mendukung perjuangan Palestina mengakhiri pendudukan Israel dan meraih kemerdekaan sepenuhnya.
"Jadi ini [kemerdekaan] adalah murni hak bagi bangsa Palestina yang harus terus Indonesia dukung dan perjuangkan dalam politik luar negerinya,” kata Ketua PBNU, Marsudi Syuhud.
(has)