Jakarta, CNN Indonesia -- Australia meminta Indonesia terus berperan aktif membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine yang menyasar etnis minoritas Myanmar, terutama Muslim Rohingya.
Permintaan itu diutarakan langsung oleh Perdana Menteri Malcolm Turnbull saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di sela konferensi tingkat tinggi Forum Kerja Sama Asia-Pasifik (APEC) di Da Nang, Vietnam, pada Sabtu (11/11).
"PM Australia meminta Indonesia tetap berperan aktif, karena memang seperti diketahui bersama, sekarang ini yang telah berkomunikasi secara langsung dengan Rakhine State adalah Indonesia, baik itu Presiden Jokowi maupun Bu Menteri Luar Negeri [Retno Marsudi]," tutur Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, kepada wartawan, sebagaimana dikutip situs resmi kantornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Myanmar kembali menjadi sorotan dunia sejak krisis kemanusiaan di Rakhine kembali memburuk sekitar akhir Agustus. Krisis yang dipicu bentrokan antara kelompok bersenjata dan militer Myanmar itu memicu gelombang eksodus ratusan ribu pengungsi Rohingya ke perbatasan, terutama Bangladesh.
Sampai saat ini, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dipercaya pemerintah Myanmar untuk membantu menyelesaikan konflik kemanusiaan yang diperkirakan telah menelan 1.000 orang, terutama Rohingya tersebut.
Menlu Retno menjadi perwakilan negara asing pertama yang diterima Myanmar dan diperbolehkan masuk ke Rakhine saat krisis masih memanas. Eks duta besar RI di Belanda itu juga telah bertemu dengan Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar, pada awal September lalu, guna memberikan rekomendasi penyelesaian krisis.
Sejak September lalu, Indonesia juga telah mengirimkan sejumlah bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Rohingya di Bangladesh.
MarawiSelain isu di Rakhine, Pramono mengatakan kedua pemimpin juga turut membicarakan situasi di Marawi, Filipina, yang belakangan telah dideklarasikan bersih dari ISIS.
Dalam percakapan keduanya, tutur Pramono, Jokowi meminta Turnbull membantu memulihkan kota di selatan Filipina tersebut yang telah porak-poranda akibat pertempuran ISIS dan militer dalam lima bulan terakhir.
"Dalam [hal] Marawi ini, Presiden Jokowi meminta kepada Australia agar memulihkan kota Marawi yang sekarang ini berhasil diatasi oleh Presiden Filipina," kata Pramono.
Dia mengatakan, Indonesia juga berencana mengirim sejumlah pemuka Islam moderat ke Marawi. Hal itu, paparnya, dilakukan untuk membantu edukasi warga Marawi sebagai bagian dari upaya pencegahan radikalisasi di kota tersebut.
"Sekarang Indonesia juga akan mengirim beberapa orang Islam moderat untuk memberikan edukasi kepada teman-teman di Marawi, karena Indonesia dianggap sebagai big brother sehingga dengan demikian Indonesia bisa berperan serta dalam hal [pemulihan kota] tersebut," tuturnya.
Turnbull dan Jokowi juga sempat membicarakan rencana penyelenggaraan ASEAN-Australia Summit di Australia pada Maret 2018 mendatang.
Pramono menuturkan, Turnbull meminta Jokowi secara khusus untuk menyampaikan pidatonya di hadapan para pejabat pemerintahan Negeri Kanguru tersebut.
"Dan Presiden menyampaikan akan mempersiapkan hal tersebut," katanya, seperti dilansir Antara.
Kedua pemimpin dikabarkan turut membahas kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif antara RI-Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Keduanya berharap perjanjian tersebut bisa segera disepakati akhir tahun ini.
(res/res)