KTT ASEAN-AS, Trump Sebut Kode Etik LCS Bukan Solusi

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 15 Nov 2017 12:25 WIB
Presiden AS Donald Trump memandang kode etik bukan solusi dalam sengketa di Laut China Selatan, melainkan hukum laut internasional.
KTT ASEAN di Filipina. ( AFP PHOTO / JIM WATSON)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai kode etik atau code of conduct (CoC) Laut China Selatan  (LCS) yang disepakati antara negara-negara ASEAN dan China bukanlah solusi utama penyelesaian sengketa di perairan itu. 

Pernyataan itu diutarakan Trump dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS di Manila, Filipina, pada Selasa (14/11).

Dalam pertemuan itu, Trump mengatakan seluruh negara berkonflik harus kembali merujuk dan mendasari perilakunya di Laut China Selatan berdasarkan hukum internasional, terutama Konvensi Hukum Laut Internasional  Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS). 
"Presiden Trump mengatakan AS terus mendorong penerapan CoC di LCS, namun AS tidak melihat itu sebagai sebuah solusi sengketa karena masih banyak hal utama harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah," papar Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN Daniel Shield memaparkan pernyataan Trump di KTT, melalui telekonferensi di Kedutaan Besar bes AS di Jakarta, Rabu (15/11).

"Dalam isu ini, AS tetap pada pendiriannya dengan tidak mengakui klaim wilayah di LCS dan mendorong seluruh negara menerapkan hukum internasional dan UNCLOS," ucapnya menambahkan.

Sengketa Laut China Selatan telah memicu hubungan China dan sejumlah negara di Asia Tenggara memanas, terutama setelah Beijing mengklaim 90 persen wilayah di perairan itu yang tumpang tindih dengan Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei.
Setelah negosiasi panjang selama bertahun-tahun, ASEAN dan China pun menyepakati kerangka CoC Laut China Selatan sekitar Agustus lalu, yang dijadikan dasar pedoman negara-negara bersikap mengenai perairan tersebut. Disetujuinya kerangka CoC  ini diharapkan mampu menghindari pecahnya konflik hingga agresi militer di wilayah itu. 

Meski AS tidak memiliki klaim di wilayah tersebut, Washington telah lama mengecam aktivitas China yang membangun pulau buatan dan instalasi militer di perairan Laut China Selatan.
 
AS selama ini berupaya menekankan kebebasan bernavigasi di Laut China Selatan yang merupakan salah satu jalur perdagangan utama dunia dengan nilai mencapai US$5 triliun per tahun.

Di sela konferensi tingkat tinggi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Da Nang, Vietnam, beberapa waktu lalu, Presiden Trump bahkan menuturkan bersedia menjadi mediator penyelesaian sengketa LCS.

"Jika saya bisa menolong memediasi dan mengadili [sengketa LCS], beri tahu saya. Saya merupakan mediator yang sangat baik," kata Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER