Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden hilangnya kapal selam angkatan laut Argentina ARA San Juan belum menemukan titik terang. Hingga memasuki hari ke-10 pencarian, belum ada satu pun dari 44 kru berhasil ditemukan.
Misi pencarian gabungan sudah dikerahkan oleh pemerintah Argentina. Angkatan laut Argentina melepas tujuh kapal untuk mengidentifikasi kondisi dasar lautan tempat San Juan terakhir mengirim kontak.
Sementara itu angkatan laut Amerika Serikat mengerahkan kapal selam mini tanpa awak yang dilengkapi sonar. Rusia diketahui turut mengirim bantuan berupa peralatan pencarian yang mampu menjangkau laut sedalam 6.000 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dari AS dan Rusia, Brazil, Cili, Inggris, dan beberapa negara lain turut berpartisipasi dalam misi pencarian San Juan.
Meski usaha pencarian sudah melibatkan banyak pihak, keberadaan San Juan masih jadi misteri. Dilaporkan
Reuters, nihilnya informasi mengenai kapal selam menipiskan harapan keluarga para korban.
"Masalahnya, ketika orang yang kita kasihi menghilang, kita tak bisa berduka karena mereka masih ada di suatu tempat di luar sana," ucap juru psikolog lokal Guillermo Bruchstein, Minggu (26/11).
Keluarga korban menuding kapal selam yang sudah berumur itu tak dirawat dengan baik. Mereka juga menyalahkan pemerintah yang lambat menyampaikan informasi kepada publik.
Pemerintah Argentina membantah tudingan tersebut. Presiden Mauricio Macri berkilah mencari pihak yang bersalah ketika proses pencarian masih berlangsung tidak tepat.
"Sampai kita menemukan kapal selam dan mendapat semua informasi mengenainya, kita tak akan berspekulasi soal siapa yang bersalah," kata Presiden Macri kepada
Reuters.
Kemarahan para kerabat korban juga disampaikan dalam bentuk urunan dana untuk angkatan laut. Minimnya anggaran untuk militer dituding oleh sejumlah pihak jadi penyebab kecelakaan ini.
Sebelumnya ada dugaan kapal selam San Juan meledak di dalam perairan Atlantik Selatan. Dalam laporan tertulis badan internasional pemantau nuklir (CTBTO) terdapat suara tak normal yang terdeteksi di bawah permukaan air laut pada 15 November 2017, ketika kapal itu melakukan kontak terakhirnya.
Kabar dugaan San Juan meledak itu membuat kerabat dan keluarga dari
44 kru kapal merapat ke markas angkatan laut, menanti informasi dalam keadaan histeris.
"Kami berada di posisi antara berharap dan putus asa sekaligus," kata Enrique Balbi, juru bicara angkatan laut Argentina.
(evn)