Jakarta, CNN Indonesia -- Kapal perang
USS Fitzgerald yang sempat bertabrakan dengan kapal kargo di lepas pantai Jepang pada Juni lalu kembali mengalami kecelakaan saat hendak diangkut ke kapal transportasi untuk dibawa pulang ke Amerika Serikat.
Masih mengalami kerusakan karena tabrakan yang menewaskan tujuh pelaut pada 17 Juni, kapal penghancur peluru kendali kelas Arleigh Burke itu semula hendak dibawa ke Mississippi untuk diperbaiki. Namun, Fitzgerald mesti kembali ke pelabuhan asalnya di Yokosuka, Jepang, setelah mendapatkan dua lubang baru di bagian lambungnya.
Kerusakan tambahan itu didapatkan dalam kecelakaan yang melibatkan kapal transportasi berat Transshelf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fitzgerald kembali untuk memperbaiki dua lubang di lambung yang diakibatkan struktur penopang kapal pengangkut berat saat pengangkutan di pelabuhan," kata Armada Ketujuh Angkatan Laut AS dalam pernyataan pers yang dikutip
CNN, Senin (28/11).
"Perbaikan diperkirakan akan menunda proses pengangkutan hingga beberapa hari, di mana setelahnya Transshelf akan membawa Fitzgerald ke Huntington Ingalls Industries di Pascagoula, Mississippi, untuk diperbaiki dan diperbarui lebih jauh."
Kapal perang itu diderek ke perairan dalam untuk memulai proses pengangkutan pada pekan lalu. Setelah tabrakan pada Juni, Fitzgerald mesti menjalani perbaikan di bagian sisi kanannya yang mengalami kerusakan signifikan, tepat di atas garis air.
Walaupun kecelakaan yang terjadi pada Minggu kemarin diperkirakan hanya akan menunda perjalanan Fitzgerald kembali ke AS hanya untuk beberapa hari, peristiwa ini bisa merugikan Angkatan Laut AS yang masih mesti berurusan dengan sisa-sisa masalah terkait Armada Ketujuh belakangan ini.
Dua kapal penghancur rudal AS, USS Fitzgerald dan USS John S McCain, mengalami tabrakan dengan kapal dagang hingga menewaskan 17 pelautnya dan kini kedua kapal mesti diperbaiki dengan biaya ratusan juta dolar.
Kecelakaan yang masing-masing terjadi di Jepang dan Singapura juga membuat Angkatan Laut kebingungan karena dua kapal paling canggih di lautan itu justru tidak bisa bernavigasi dengan baik di tengah jalur kapal yang padat.
Secara keseluruhan, kapal dan pesawat Armada Ketujuh sudah mengalami lima kecelakaan besar di luar pertempuran sepanjang 2017, termasuk kecelakaan di Laut Filipina pekan lalu.
(aal)