Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) dan Pusat Pelatihan Kerja Sama Selatan-Selatan Gerakan Non-Blok (NAM SSCC) sepakat memperkuat kerja sama dalam bidang ekonomi hingga pemberdayaan wanita. Kesepakatan tersebut tertuang dalam nota kesepahaman atau MoU antara kedua organisasi internasional yang diteken di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (28/11).
"Kami berharap MoU ini dapat menjadi tonggak untuk membahas sejumlah penguatan kerja sama dengan NAM, terutama di bidang ekonomi biru, pemberdayaan perempuan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM), tanggap bencana, serta isu perubahan iklim," kata Sekretaris Jenderal IORA, KV Bhagirath, seusai penandatanganan MoU.
Bagirath mengatakan, pengembangan ekonomi biru menjadi prioritas IORA demi memaksimalkan perairan dan laut sebagai ujung tombak pertumbuhan ekonomi negara anggota. Sebab, sebagian besar wilayah negara IORA dikelilingi dan berbatasan dengan Samudera Hindia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, tuturnya, pakar-pakar IORA dan NAM juga bisa melahirkan inovasi baru melalui berbagai penelitian yang berguna untuk memperkuat kerja sama kedua organisasi internasional, khususnya terkait isu-isu teknis seperti perubahan iklim, energi terbarukan, hingga pengelolaan limbah laut yang sangat menentukan keberhasilan pengembangan ekonomi biru ke depannya di kawasan.
Lebih lanjut, Bhagirath berharap kesepakatan MoU ini bisa membawa Indonesia lebih dekat lagi dengan IORA. Sejauh ini, paparnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang aktif berperan dalam memperkuat kerja sama antara negara IORA dengan salah satunya berhasil menggelar Konferensi Tingkat Tinggi pertama IORA di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Direktur NAM SSCC, Prianti Gagarin Singgih-Djatmiko mengatakan selain kerja sama penguatan ekonomi biru, upaya pemberdayaan wanita menjadi salah satu prioritas dalam MoU tersebut.
Sebab, menurutnya, keberhasilan pengembangan ekonomi biru tak bisa lepas dari peran wanita di dalamya karena sebagian besar tenaga kerja di sektor perikanan maupun kelautan merupakan kaum perempuan.
Dengan memperkuat upaya pemberdayaan wanita, Ia berharap, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pesisir pantai dan desa-desa yang tentunya bisa ikut berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
"Pemberdayaan perempuan saat ini sudah menjadi pembahasan di berbagai forum baik regional maupun internasional. Karena itu kita perlu memperkuat isu ini yang berkaitan juga dengan tujuan kita yaitu memaksimalkan pengembangan ekonomi biru di kawasan," kata Prianti, mantan Duta Besar RI untuk Venezuela tersebut.
(nat)