Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang politisi konservatif Australia melamar kekasih sesama jenisnya di hadapan Parlemen, menjelang pengesahan undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis di negeri Kangguru itu.
Mayoritas warga Australia mendukung pernikahan sesama jenis dalam pemungutan suara September lalu. Rancangan undang-undang kesetaraan perwakilan yang lolos dari Senat pekan lalu kini sedang diperdebatkan di Dewan Perwakilan Rakyat. RUU yang melegalkan pernikahan sesama jenis itu diharapkan akan disahkan pekan ini.
Anggota Parlemen dari Partai Liberal, Tim Wilson melamar pasangan sesama jenisnya, Ryan Bolder di Canberra. Keduanya telah bertunangan dan bertukar cincin, namun masih menunggu pengesahan RUU sebelum mereka menikah.
"Perdebatan ini menjadi irama lagu hubungan kita," kata Wilson menahan haru kepada Bolger, kekasihnya yang duduk di balkon penonton di atas ruang sidang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada pernyataan pertama kami, saya menggambarkan ikatan kami dengan cincin yang melingkar di jemari kiri kami. Itulah jawaban atas pertanyaan yang tidak dapat kami ajukan. Jadi tinggal satu hal yang harus dilakukan, Ryan Patrick Bolder, maukah Anda menikah dengan saya?" kata Wilson, yang juga mantan komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) Australia.
Bolger pun mengangguk setuju, yang langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari orang-orang yang menyaksikan.
Baik pemerintah maupun oposisi Australia sepakat mengesahkan beleid itu pada 7 Desember. Namun beberapa amendemen membuat pengesahannya bisa tertunda.
Pengesahan RUU itu akan menjadikan Australia sebagai negara ke-26 yang mengesahkan pernikahan sesama jenis. Sebuah terobosan bagi negeri yang pernah melarang semua aktivitas homoseksual pada 1997.
Sekitar 80 persen pemilih berpartisipasi dalam survei sukarela soal RUU itu. Angka partisipasi itu jauh lebih tinggi dari Brexit, referendum warga Inggris untuk keluar dari Uni Eropa. Juga lebih tinggi dari referendum serupa di Irlandia.
(nat)