Jakarta, CNN Indonesia -- Kedutaan Besar RI (KBRI) Kabul melaporkan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam serangan di Hotel Intercontinental, Kabul,
Afghanistan, pada Sabtu (20/1). Kelompok pemberontak Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan malam itu.
"Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam serangan di hotel di Kabul," ucap Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya sekaligus Kepala Kanselerai KBRI Kabul, Sam Aryadi, kepada
CNNIndonesia.com, Senin (22/1).
Berdasarkan data KBRI, Sam mengatakan sebanyak 30 WNI tinggal di negara Asia Selatan itu, yang sebagian besar bekerja di organisasi-organisasi internasional, baik di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun organisasi non-pemerintah lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka bergerak di banyak bidang, misalnya pembangunan, hukum, penyaluran bantuan sosial, kesehatan, ekonomi masyarakat, pemulihan situasi konflik, dan lain-lain," kata Sam.
Serangan di hotel mewah itu bermula ketika kelompok bersenjata menerbos masuk dan melontarkan serangkaian tembakan ke arah tamu-tamu hotel pada Sabtu malam.
Para penyerang juga sempat menyandera para tamu hotel, sebelum akhirnya berhasil dilumpuhkan militer Afghanistan yang dibantu pasukan Norwegia setelah 12 jam bertempur.
Sementara itu, Kementerian Dalam negeri Afghanistan menyebut bahwa 18 orang tewas dan belasan lainnya luka dalam kejadian tersebut. Sebagian besar korban tewas dilaporkan berkewarganegaraan asing.
Kemlu Ukraina menyebut enam warganya menjadi korban tewas dalam peristiwa itu. Sementara itu lebih dari 150 tamu hotel lainnya berhasil menyelamatkan diri. Selain warga Ukraina, kru maskapai kam Air yang sebagian besar merupakan WNA juga diperkirakan turut menjadi korban dalam insiden itu.
CEO Kam Air, Kapten Samad Usman Samadi, mengatakan 42 krunya tengah menginap di hotel tersebut saat insiden terjadi dan hingga kini 16 di antaranya masih dilaporkan hilang.
Lima pelaku tewas dalam baku tembak dengan militer Afghanistan. Kelompok Taliban, melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan tersebut merupakan yang kedua kalinya dilakukan Taliban di hotel tersebut sejak 2011 lalu.
Taliban telah lama menjadi ancaman keamanan di Afghanistan. Sepanjang 2017, Taliban melakukan belasan serangan yang membidik polisi, tentara, dan pasukan asing termasuk kompleks diplomatik negara-negara asing di sana.
[Gambas:Video CNN] (nat)