Air Force One akan Dipasangi Kulkas Baru Senilai Rp307 Miliar

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 28 Jan 2018 06:05 WIB
Dua dari lima unit pendingin di Air Force One akan diganti dengan unit baru dalam kontrak senilai Rp307 miliar.
Pesawat Air Force One (Foto: REUTERS/Amir Cohen)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat kepresidenan Amerika Serikat atau biasa disebut Air Force One akan dipasangi kulkas baru yang bernilai US$23,6 juta atau sekitar Rp307 miliar.

Angkatan Udara AS telah memberikan kontrak senilai US$23,6 juta kepada Boeing pada Desember lalu, untuk menggantikan dua dari lima unit pendingin yang ada di pesawat yang digunakan Presiden Donald Trump tersebut.

“Pendingin yang berada di bagian belakang yang diganti itu adalah peralatan komersial orisinil dari pesawat itu sejak 1990,” kata juru bicara AU, Ann Stefanek, kepada CNN, baru-baru ini. “Teknologinya berdasarkan masa itu dan didesain untuk menyimpan makanan dalam jangka pendek.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, unit pendingin itu sudah mengalami penurunan fungsi, terutama pada saat cuaca panas. "Unit pendingin itu tidak efektif lagi mendukung misi sesuai kebutuhan, yakni penyimpanan makanan,” kata Stefanek lagi.

Website Defense One sudah menyebut soal biaya untuk alat pendingin itu pada awal pekan lalu. Lantaran Air Force One adalah pesawat khas, banyak komponennya harus melalui pengetesan khusus oleh Otoritas Penerbangan Federal dan biaya untuk pengetesan itu termasuk dalam harga komponen, dalam kasus ini adalah alat pendingin itu.

Disebutkan, biaya Rp307 miliar itu termasuk ongkos jasa dukungan teknis untuk alat pendingin yang baru, termasuk desain purwarupanya, pembuatan, dan pemasangan. “Unit pendingin dan modifikasi pada struktur pesawat yang terkait dengan alat itu, khusus didesain untuk menyediakan 70 kaki kubik penyimpanan beku, untuk mendukung personil yang ada di pesawat dalam jangka waktu lama, tapi perlu mengisi ulang setoknya saat penerbangan,” kata Stefanek.
“Hal-hal teknis terkait desain, manufaktur, testing lingkungan, dan sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Federal, termasuk dalam komponen biaya tersebut,” ujar Stefanek lagi.

Kontrak soal alat pendingin dengan Boeing ini bukan kasus pertama yang mendapat sorotan, terkait dengan biayanya yang mahal. Pemerintahan Barack Obama juga pernah mendapat tekanan untuk membatalkan rencana membangun armada helikopter kepresidenan yang baru pada 2009, setelah ketahuan biaya proyek itu mencapai US$11 miliar.

Presiden Donald Trump, saat masih berkampanye menuju kursi kepresidenan, pernah berjanji akan mengganti Air Force One dengan jet pribadinya dan sering mengkritisi biaya program pesawat kepresidenan pada masa lalu. Dia pernah berkata: “Biayanya tidak terkontrol” dan “Batalkan pemesanan!”

Tapi setelah berkuasa, Trump selalu bepergian ke luar negeri dengan VC-25 buatan Boeing, pesawat kepresidenan versi terbaru yang mulai dipakai sejak 1990.

Angkatan Udara AS sendiri tahun lalu telah mengumumkan sudah menyelesaikan kesepakatan untuk membeli dua pesawat yang sudah siap pakai dari Boeing untuk melayani tugas Air Force One generasi berikutnya, untuk menerbangkan Presiden AS ke mana saja, beberapa dekade ke depan.
(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER