Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Myanmar menampik laporan soal keberadaan lima kuburan massal etnis Rohingya di Rakhine, daerah perbatasan yang selama tujuh bulan terakhir dilanda konflik.
Militer Myanmar dituding melakukan pemusnahaan etnis terhadap Rohingya, dan menyebabkan lebih dari 700 ribu orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak Agustus lalu.
Pemerintah Myanmar membantah tudingan itu dan menyatakan bahwa mereka hanya bertempur melawan pemberontak Myanmar. Namun, hingga saat ini pemerintah Myamar tidak mengizinkan wartawan dan penyelidik PBB untuk memasuki zona konflik secara independen.
Pada Sabtu, pemerintah lokal di Rakhine membantah hasil penyelidikan
Associated Press yaitu adanya kesaksian pengungsi Rohingnya dan rekaman video telepon genggam soal keberadaan lima kuburan massal di kampung Gu Dar Pyin, Rakhine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah memeriksa kampung tersebut, anggota tim pemerintah, polisi, dan penduduk setempat membantah penyelidikan AP tersebut, demikian dinyatakan Global New Light, media milik pemerintah Myanmar.
"Para penduduk kampung menegaskan bahwa mereka belum pernah mendengar adanya pembunuhan massal dekat kampung mereka," demikian bunyi berita tersebut.
Meski demikian, otoritas menyatakan bahwa pernah ada bentrokan mematikan antara pasukan keamanan dan militan Rohingya di perkampungan itu pada 28 Agustus.
Laporan pemerintah menyatakan, 19 "teroris" terbunuh karena bentrokan itu dan dikuburkan di sana. Hanya saja, laporna itu tidak mengungkapkan lokasi atau kondisi kuburan terebut.
Juru bicara pemerintah Myanmar sendiri tidak bisa dihubungi AFP untuk dimintai komentar.
Bulan lalu, militer Myanmar mengeluarkan pengakuan langka bahwa empat anggota pasukan keamanan membantu membunuh 10 militan Rohingya pada 2 September dan meninggalkan tubuh mereka di lubang yang digali dengan terburu-buru.
Kelompok pembela hak asasi manusia menyatakan bahwa insiden itu merupakan puncak gunung es dari tindak kekerasan yang dilakukan pasukan militer yang punya jejak sejarah kelam di seluruh negeri.
(vws)