Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu menyatakan koalisi pemerintahannya tetap stabil dan akan terus memerintah meski dia dihadapkan pada rekomendasi dakwaan polisi terkait dugaan suap.
"Saya ingin meyakinkan Anda, koalisi dalam keadaan stabil. Tak seorangpun, saya, atau siapapun, yang berencana untuk menggelar pemilihan umum. Kami akan terus bekerja dengan Anda untuk kebaikan warga Israel hingga akhir masa jabatan," kata Netanyahu dalam konferensi pers di Tel Aviv, Rabu (14/2).
Pernyataan itu dilontarkan pagi hari setelah polisi Israel mempublikasikan rekomendasinya, memberikan tantangan terbesar bagi karir Netanyahu selama ini. Kini nasibnya diserahkan kepada jaksa agung yang bakal memutuskan apakah akan mengajukan dakwaan atau tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses itu sendiri akan memakan waktu berbulan-bulan. Sementara Netanyahu telah menampik semua tudingan dalam kasus yang telah bergulir selama lebih dari satu tahun ini.
Salah satu kasus yang menjeratnya dikenal sebagai Kasus 1000. Di sini, Netanyahu diduga "melakukan kejahatan suap, penipuan dan penyelewengan kepercayaan."
Polisi menyebut Netanyahu dan keluarganya menerima hadiah berupa sampanye, cerutu dan perhiasan dari Arnon Milchan, seorang produser Hollywood berkewarganegaraan Israel, dan James Packer, pengusaha asal Australia.
Secara keseluruhan, hadiah itu bernilai lebih dari 1 shekel atau Rp3,8 miliar. Langkah hukum apapun kemungkinan bakal berfokus pada kemungkinan permintaan politis yang diupayakan atau dikabulkan.
Pengacara Netanyahu mengatakan hadiah itu hanya simbol pertemanan. Sementara
Channel 10, sebagaimana dilaporkan
Reuters, mengutip pengacara Milchan mengatakan bahwa pemberian itu tidak terkait kepentingan bisnis.
Melalui surat elektronik, juru biacara Packer mengatakan "tidak ada dugaan pelanggaran terhadap Packer. Polisi Australia dan Israel telah mengonfirmasi beliau diwawancara sebagai saksi."
[Gambas:Video CNN]
(aal)