Krisis Tisu Toilet, PM Taiwan Imbau Warga Tak Panik

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 28 Feb 2018 09:20 WIB
PM Taiwan menyerukan agar warganya tenang di tengah krisis tisu toilet karena diborong, setelah tersiar kabar mengenai potensi kenaikan harga dalam waktu dekat.
PM Taiwan menyerukan agar warganya tenang di tengah krisis tisu toilet karena diborong, setelah tersiar kabar mengenai potensi kenaikan harga dalam waktu dekat. (AFP Photo/Sam Yeh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Taiwan, William Lai, menyerukan agar warganya tenang di tengah krisis tisu toilet karena diborong setelah tersiar kabar mengenai potensi kenaikan harga dalam waktu dekat.

"Kami meminta masyarakat untuk tidak panik dan tidak terburu-buru membeli. Pasokan sudah mencukupi dan semua orang bisa membeli tisu," ucap Lai, Selasa (27/2).

Dilansir AFP, kepanikan warga bermula saat toserba utama mendapat informasi dari para pemasok bahwa harga tisu akan mengalami kenaikan 10 hingga 30 persen pada pertengahan Maret karena lonjakan harga bubur kertas internasional.
Rak-rak toko kelontong dan toserba yang biasanya terisi stok tisu toilet dan dapur kini kosong. Stok tisu di ritel-ritel maya juga ludes. Salah satu toko daring di Taiwan, PChome, bahkan dikabarkan menjual lima juta bungkus kertas toilet dalam tiga hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah pihak mengkritik pemerintah. Beberapa warganet bahkan menuding pemerintah Taiwan mengabaikan penetapan harga yang dilakukan sejumlah pemasok tisu sehingga menimbulkan kenaikan harga.

"Pemerintah nampaknya tidak akan menaruh perhatian jika orang-orang tidak memburu tisu toilet. Pemerintahan jelek baru mengatakan pematokan harga itu ilegal setelah media melaporkannya," bunyi salah satu kritikan warganet di kolom komentar situs surat kabar lokal, Apple Daily.

Fair Trade Commission menyatakan telah menyelidiki masalah ini. Lembaga itu menyebut sudah bertemu dengan perwakilan dari tiga pemasok tisu toilet utama dan lima perwakilan ritel terbesar untuk memperingatkan para perusahaan agar tidak mematok harga. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER