Suriah Maju di Ghouta, Turki Tingkatkan Serangan di Afrin

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Minggu, 04 Mar 2018 18:14 WIB
Pemerintah Suriah merebut lebih banyak wilayah di Timur Ghouta, sementara Turki terus menggempur pasukan Kurdi di Afrin.
Pertempuran di Suriah terus berlanjut, di mana pasukan pemerintah menggempur Ghouta dan Turki menyerang Afrin. (AFP Photo/Abdulmonam Eassa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi pengamat dan media milik Hizbullah Lebanon menyebut pemerintah Suriah merebut lebih banyak wilayah di timur Ghouta, dekat Damaskus, dalam upayanya merebut daerah terakhir yang dikuasai pemberontak itu.

Sementara di medan pertempuran lain, Turki menyatakan telah merebut sebuah kota Kurdi yang berada di barat laut Afrin. Ankara menyerang wilayah tersebut untuk memerangi kelompok Kurdi YPG, dibantu oleh pasukan sekutunya di Suriah.

Damaskus yang didukung Rusia dan Iran tengah menjalankan salah satu operasi paling mematikan dalam perang di timur Ghouta, menewaskan ratusan orang dengan bombardir udara dan artileri selama dua pekan terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasukan darat, termasuk tentara elite Tiger Force menyerang dari bagian timur wilayah terkepung itu. Menurut PBB, 400 ribu orang tinggal di sana.
Syrian Observatory for Human Rights menyebut mereka hampir sepenuhnya merebut al-Shayfouniya pada Sabtu.

Kelompok pemberontak Jaish al-Islam menyatakan pasukannya telah ditarik dari sejumlah posisi di dua area, termasuk al-Shayfouniya, karena terus-menerus dibombardir. Mereka menuding pemerintah Bashar al-Assad dan Rusia melakukan serangan membabi-buta.

Kantor berita Hizbullah, kelompok dukungan Iran yang mendukung Assad, menyebut tiga wilayah lain yang sudah direbut tentara Suriah di timur dan tenggara Ghouta.

Observatory juga menyebut operasi Turki semakin cepat, dan jet negara tersebut menghantam sejumlah pasukan pro-pemerintah untuk ketiga kalinya dalam rentang 48 jam, menewaskan 36 orang. Mereka adalah sekutu YPG.
Perdana Menteri Turki Binali Yildrim menyatakan pasukan negaranya telah merebut kota Rajo dari kelompok bersenjata. Sementara pihak militer menyatakan telah merebut tujuh permukiman, termasuk Rajo.

Turki menolak permintaan negara-negara Barat untuk menghentikan serangan di Afrin, sesuai gencatan senjata yang digagas PBB.
PM Turki Binali Yildrim menyebut pasukan negaranya telah merebut sebuah kota di Afrin.PM Turki Binali Yildrim menyebut pasukan negaranya telah merebut sebuah kota di Afrin. (REUTERS/Umit Bektas)
Gencatan senjata itu tidak berlaku untuk ISIS, al-Qaidah dan kelompok-kelompok terkait, serta organisasi yang dinyatakan sebagai teroris oleh Dewan Keamanan.

Turki menganggap YPG sebagai kepanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Selama tiga dekade terakhir, kelompok itu memberontak pada pemerintah Ankara dan dianggap kelompok teroris oleh Amerika serikat, Uni Eropa dan Turki.
Perang yang telah menewaskan ratusan ribu orang sejak 2011 semakin panas di sejumlah medan perang tahun ini, menyusul kejatuhan ISIS. Kekalahan kelompok teror itu memicu konflik lain antara pihak Suriah dan kelompok internasional.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memerintahkan gencatan senjata selama 30 hari di seluruh penjuru Suriah, pekan lalu. Namun, langkah itu tidak berpengaruh.

Tidak ada tanda-tanda tekanan Barat untuk menghentikan serangan, timur Ghouta tampaknya bakal jatuh ke tangan pemerintah yang punya persenjataan lebih lengkap. Mereka juga telah merebut banyak wilayah lain dengan taktik militer yang sama.

Rusia meminta semua pihak melakukan gencatan senjata harian selam alima jam di timur Ghouta, dan menuding pemberontak mencegah warga sipil pergi. Mereka menampik tudingan itu, sementara Kemnterian Luar Negeri AS menyebut rencana Rusia sebagai "lelucon."

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER