Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Suriah Bashar Al-Assad bertekad untuk terus menggempur
Ghouta Timur dalam rangka merebut kembali wilayah itu dari tangan pemberontak.
"Mayoritas rakyat Ghouta Timur ingin melepaskan diri dari cengkeraman teroris. Operasi akan terus berlanjut," kata Assad kepada wartawan dalam pernyataan yang disiarkan televisi nasional, Minggu (5/3).
Assad menyatakan warga sipil masih dapat dievakuasi dari wilayah yang terkepung di pinggiran Ibu Kota Damaskus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Assad disampaikan di saat aktivis Syrian Observatory for Human Rights menyebut serangan udara pemerintah Suriah di Ghouta Timur menewaskan 34 warga sipil, termasuk anak-anak pada Minggu (5/3). Angka tersebut menambah sekitar 600 orang yang tewas selama operasi militer dua pekan terakhir.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) mengeluarkan resolusi yang memerintahkan penghentian serangan selama 30 hari untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan. Sekutu Suriah, Rusia juga memerintahkan jeda kemanusiaan selama lima jam setiap hari di Ghouta Timur. Namun serangan tak juga berhenti.
Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang mengecam operasi militer, dan menuduh Moskow telah mengabaikan resolusi dK PBB. AS menyebut Rusia telah membunuh warga sipil di bawah operasi konterterorisme palsu.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris, Theresa May menyatakan Rusia dan Suriah bertanggung jawab atas penderitaan manusia di Ghouta Timur, Minggu (5/3).
Menurut kabar yang dilansir
AFP, pasukan pemerintah berhasil menguasai sejumlah distrik termasuk Al-Nashabiyah dna Otaya, serta memberantas kelompok teroris di pinggiran timur Damaskus. Mereka telah mencapai pusat Ghouta Timur menuju Beit Sawa.
Rami Abdel Rahman, Kepala Syrian Observatory mengatakan sedikitnya 12 pejuang rezim tewas di dua wilayah, Al-Rihan dan Shifoniya dalam bentrokan dengan kelompok pemberontak Jaish Al-Islam.
Jaish Al-Islam menguasai wilayah yang diduduki pemberontak di Ghouta Timur bersama Faylaq al-Rahman dan Ahrar Al-Sham.
Hamza Bayraqdar, juru bicara Jaish Al-Islam lewat akun Twitter-nya mencuit bahwa pasukan pemerintah telah meluncurkan "serangan kejutan" melawan posisi rezim.
Menurut kabar yang dilansir
AFP, ratusan warga sipil melarikan diri dari Beit Sawa di sebelah tenggara wilayah yang terkepung di Ghouta Timur. Syrian Observatory menyatakan sekitar 2.000 orang telah mengungsi sejak pasukan Assad menggempur wilayah itu dari timur hingga ke barat.
[Gambas:Video CNN] (nat)