Ikut Usir Diplomat, Jerman Hindari Perang Dingin dengan Rusia

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 28 Mar 2018 13:37 WIB
Berlin ingin tetap menjaga dialog dan menghindari perang dingin dengan Moskow meski ikut mengusir sejumlah diplomat Rusia karena kasus peracunan eks mata-mata.
Berlin ingin tetap menjaga dialog dan menghindari perang dingin dengan Moskow meski ikut mengusir sejumlah diplomat Rusia karena kasus peracunan eks mata-mata. (REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar pemerintah Jerman untuk urusan Rusia, Gernot Erler, mengatakan Berlin ingin tetap menjaga dialog dan menghindari perang dingin dengan Moskow meski ikut mengusir sejumlah diplomat Rusia karena kasus peracunan eks agen ganda, Sergei Skripal, di Inggris pada awal Maret lalu.

Erler mengatakan pengusiran empat diplomat Rusia dari negaranya hanya simbol solidaritas terhadap Inggris. Walau begitu, dia mengatakan jalur komunikasi dengan Kremlin tetap terbuka.

"Kami memiliki posisi jelas dan tidak tergoyahkan. Tapi kami tetap ingin menjaga dialog dengan Moskow. Kita harus melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk mencegah perang dingin dengan Rusia," kata Erler dalam wawancaranya dengan Neue Presse, Rabu (28/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedikitnya 22 negara Uni Eropa dan di luar blok regional itu memutuskan ikut mengusir sejumlah diplomat Rusia sebagai konsekuensi atas keterlibatan Kremlin dalam kasus peracunan Skripal 4 Maret lalu di Salisbury.

Langkah tersebut dipelopori Inggris yang telah lebih dulu mengusir 23 diplomat Rusia dari negaranya.

Jerman memutuskan ikut mengusir empat diplomat Rusia setelah ada keputusan konsensus antara partai konservatif Kanselir Angela Merkel, Serikat Demokrasi Kristen Jerman (CDU) dan partai kiri Sosial Demokrat (SPD).

Namun, partai oposisi Alternartif Jerman (AfD) mengecam pengusiran diplomar Rusia itu karena disebut merugikan Jerman. AfD selama ini juga mendesak pemerintah mengakhiri sanksi dan mulai meningkatkan hubungan dengan Rusia.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah menyerukan Rusia agar mau bekerja sama dalam penyelidikan kasus Skripal. Namun, Presiden Vladimir Putin berkeras membantah keterlibatan negaranya dalam insiden itu.

"Meski ada kepentingan ekonomi yang menjadi alasan dicabutnya sanksi untuk Rusia, urusan politik harus tetap diutamakan," kata Erler dikutip Reuters. (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER