Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang asal ilmuwan
Indonesia, Prof. Dr. Irwandi Jaswir berhasil meraih penghargaan bergengsi di dunia
Arab dan Islam 'King Faisal International Prize 2018'.
Irwandi menyabet penghargaan dalam kategori Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam). Penghargaan disampaikan langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dalam sebuah acara megah yang diselenggarakan di Hotel Faisaliyah, Riyadh, pada Senin (26/3).
Duta Besar RI merangkap Wakil Tetap Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Agus Maftuh Abegebriel, yang turut hadir sebagai undangan menyatakan kebanggaannya yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai wakil Pemerintah Indonesia di Arab Saudi, saya merasa sangat bangga dan terharu karena setelah sekian lama baru kali ini ada anak bangsa yang kembali memperoleh penghargaan dari Yayasan Raja Faisal. Hebatnya lagi penghargaan ini diserahkan langsung oleh Raja Arab Saudi," kata Agus Maftuh dalam rilis yang diterima
CNNIndonesia.com, Rabu (28/3).
Profesor Irwandi, pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 48 tahun yang lalu, atau yang lebih dikenal dengan "Profesor Halal". Dia adalah ilmuwan yang dinilai berkontribusi besar dalam pengembangan Halal Science, yang berkat penemuannya akan mempermudah ummat Islam dalam mendeteksi unsur haram pada makanan atau produk lainnya seperti obat dan kosmetik.
Menurut Agus Maftuh, penghargaan tersebut merupakan penghargaan nyata dunia internasional untuk para intelektual Indonesia. Di malam pagelaran yang dinilainya 'super mewah' tersebut, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengaku sangat bangga menyaksikan melihat bendera Merah Putih berjejer di antara 6 bendera yaitu Saudi Arabia, Inggris, Amerika, Jordania, Tunisia dan Indonesia.
Penghargaan King Faisal Prize diberikan dalam lima kategori yaitu, Pelayanan Kepada Islam (
Service to Islam) diterima Irwandi dari Indonesia, Studi Islam (
Islamic Studies) diterima ilmuwan Jordania, Bahasa Arab dan Literature (
Arabic Language and Literature) diterima ilmuwan Tunisia, Obat (
Medicine) diterima ilmuwan Amerika Serikat, dan Sains (Science) diterima ilmuwan asal Inggris.
Acara seremoni penyerahan penghargaan sekaligus perayaan 40 tahun Penghargaan King Faisal Prize tersebut dihadiri tidak kurang dari 500 undangan dari berbagai elemen baik nasional maupun internasional dengan pengamanan sangat ketat karena berselang 21 jam paska serangan tiga rudal ke Riyadh.
Adapun Irwandi, dalam sambutan singkat di hadapan Raja Salman, mengajak kepada seluruh peneliti Islam di seluruh dunia untuk terus berkarya dan menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan penelitian ilmiahnya kepada Islam di semua aspek disiplin ilmu sebagai sumbangan untuk kemanusiaan.
Dengan terbata-bata menahan haru, Irwandi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada sang ibu yang turut hadir di forum tersebut, serta mediang ayahnya.
Dubes Maftuh menjelaskan bahwa selain Raja Salman dan Prof Irwandi, Nobel ini pernah dianugerahkan kepada 46 tokoh dan institusi di antaranya adalah Abul Hasan an-Nadwi dari India, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, Syeikh Hasanain Makhlouf, Syeikh Gad al-Haq Ali Gad al-Haq, M. Natsir dari Indonesia, Roger Garaudy, Universitas al-Azhar, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dan semua Raja Saudi pasca Raja Faisal.
Esok harinya, Irwandi Jaswir bertemu dan bersilaturahim dengan ekspatriat Indonesia di Riyadh. Hadir pada acara silaturahim tersebut tokoh masyarakat, perwakilan ormas/LSM, mahasiswa Indonesia dan siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh.
Dia pun berbagi pengalamannya sejak dari IPB sampai IIUM Malaysia terkait dengan konsistensinya untuk melakukan peneletian Industri Halal dan juga pengalamannya dalam berinteraksi dengan negara-negara yang fokus terhadap produk halal seperti Korea, Jepang, New Zealand, Australia dan juga Brasil.
Dia juga berharap Indonesia akan mendapatkan manfaat besar peluang market ini sebagai produsen industri halal.
 Foto: Ist/KBRI Riyadh Prof. Dr. Irwandi Jaswir yang menyabet penghargaan bergengsi di dunia Arab dan Islam 'King Faisal International Prize 2018 dalam acara di KBRI Riyadh |
Profesor Irwandi Jaswir adalah orang kedua setelah Dr. Mohammad Natsir (Perdana Menteri ke-5 Indonesia) yang menerima penghargaan yang seringkali disebut "Nobel" dalam dunia Arab dan Islam.
Penghargaan dalam kategori Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam), sebagaimana yang diberikan kedua anak bangsa tersebut, juga diberikan kepada kepada tokoh-tokoh dunia yang dianggap telah melakukan upaya-upaya yang luar biasa dalam mempromosikan Islam sebagai agama yang toleran atau memiliki karya-karya yang didedikasikan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat Islam.
Profesor Irwandi Jaswir lahir pada 20 Desember 1970 di Medan, Indonesia. Menyelesaikan S1-nya di Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan S-2 serta S-3 di International Islamic University Malaysia (IIUM). Publikasi internasional Profesor Irwandi Jaswir terdiri dari 75 tulisan ilmiah, 30 buku dan 150 karya ilmiah selain 60 jenis penghargaan nasional dan internasional yang telah dikantonginya.
(nat)