Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB hanya mendengarkan pernyataan yang berisi kehawatiran akan terjadi peningkatan kekerasan antara
Israel dan Palestina di Jalur Gaza.
Akan tetapi, pertemuan yang diadakan Jumat (30/3) ini gagal mencapai kesepakatan untuk mengeluarkan pernyataan bersama soal bentrokan yang memakan 16 korban dari kubu Palestina itu.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio guterres hanya meminta "penyelidikan independen dan transparan" dan menegaskan kembali "kesiapan" badan dunia ini untuk menghidupkan lagi upaya perdamaian.
Pertemuan darurat ini diadakan atas permintaan Kuwait dan bertujuan membahas situasi terakhir di Gaza. Palestina menuding tembakan Israel menewaskan 16 orang, dan ini menjadi bentrokan satu hari dengan korban tewas terbanyak sejak perang Gaza 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada ketakutan bahwa situasi ini akan memburuk dalam beberapa hari ke depan," uar Taye-Brook Zerihoun, asisten sekjen PBB bidang politik, yang juga meminta semua pihak menahan diri.
Inggris dan Amerika Serikat menyesalkan waktu pertemuan darurat yang bersamaan dengan hari besar agama Yahudi sehingga pejabat Israel tidak bisa hadir. Duta besar Israel pun hanya mengirim para wakilnya ke pertemuan itu.
"Dewan Keamanan harus bersikap seimbang dalam melakukan pendekatan," ujar seorang diplomat AS di pertemuan itu.
"Kita seharusnya bisa mengatur waktu pertemuan agar semua pihak bisa hadir malam ini," tambahnya.
"Kami sangat prihatin atas korban yang tewas hari ini," kata diplomat itu. "Oknum-oknum yang memanfaatkan aksi protes untuk memprovokasi kekerasan sangat membahayakan warga tidak berdosa."
"Risiko situasi ini memanas sangat bisa terjadi," ujar wakil dari Perancis. "Ada kemungkinan terjadi konflik baru di Jalur Gaza."
 Israel mempergunakan peluru tajam dan gas air mata untuk menghalau warga Palestina dari perbatasan(AFP Photo/Jack GUEZ) |
Melalui pernyataan tertulis sebelum pertemuan darurat ini, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyalahkan Hamas atas kekerasan di Jalur Gaza itu.
"Ketika umat Yahudi di seluruh dunia berkumpul dengan keluarga di meja Seder untuk merayakan hari besar Passover, warga Palestina mempergunakan taktik yang begitu rendah agar mereka bisa menggunakan PBB untuk menyebar kebohongan tentang Israel," kata Danon.
"Sikap mengambil kesempatan dari hari libur kami yang memalukan ini tidak akan bisa menghentikan kami berkata jujur aksi berkumpul teror Hamas yang berusaha merusak stabilitas kawasan," tambahnya.
Kekerasan pecah ketika puluhan ribu warga Gaza berpawai dalam aksi protes di dekat perbatasan Israel menuntut hak untuk pulang bagi warga Palestina yang mengungsi atau diusir setelah negara Israel terbentuk.
Tentara Israel menggunakan gas air mata dan peluru hidup untuk memukul mundur warga Palestina yang bergerak mendekati pagar perbatasan yang dijaga ketat.
Tank Israel melepas tembakan dan tiga serangan udara dilakukan terhadap sasaran lokasi-lokasi Hamas di Jalur Gaza setelah militer Israel mengatakan ada upaya menembaki tentara mereka di sepanjang perbatasan.
Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan 16 Warga Palestina tewas di tangan pasukan Israel dan lebih dari 1.400 orang luka-luka. Sebanyak 758 luka akibat tembakan peluru hidup dan sisanya karena terkena peluru karet dan gas air mata.
Palestina menuduh Israel mempergunakan kekuataan berlebihan. Sementara militer Israel mengatakan aksi protes itu hanya kedok dari kaum militan yang mencoba menembus perbatasan atau melakukan serangan.
(yns)