Jakarta, CNN Indonesia -- Militer
Amerika Serikat dikabarkan tengah menggodok rencana pengiriman pasukan tambahan ke utara
Suriah yang masih dikuasai pemberontak termasuk ISIS.
Sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan rencana itu telah didiskusikan selama beberapa waktu terakhir.
Dilansir
CNN, Dewan Keamanan Nasional dikabarkan akan menggelar rapat hari ini, Selasa (3/4), guna mendiskusikan masa depan sekitar 2.000 tentara AS di Suriah yang selama ini berperang melawan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah itu disebut berlawanan dengan pernyataan Presiden Donald Trump pada Kamis (29/3) lalu yang mengatakan bahwa AS "akan segera keluar dari Suriah".
Pernyataan Trump itu muncul di hari yang sama ketika dua personel dari militer AS dan Inggris, Jonathan J. Dunbar dan Matt Tonroe, tewas akibat ledakan bom di Mabij, Suriah.
Juru bicara Pentagon, Mayor Adrian Rankine-Galloway, mengatakan keduanya tewas saat melakukan misi rahasia untuk "membunuh dan menangkap anggota ISIS". Sementara itu, lima personel lainnya mengalami luka-luka akibat insiden itu.
Militer AS tak banyak merilis informasi mengenai kematian Dunbar dan Tonroe itu.
Sehari setelahnya, Trump bahkan dilaporkan memerintahkan Kementerian Luar Negeri menangguhkan dana sebesar US$200 juta untuk pemulihan wilayah-wilayah di Suriah yang pernah dikuasai ISIS.
Sikap Trump itu dianggap membingungkan banyak pejabat Pentagon mengenai kejelasan strategi AS di Suriah. Sebab, pada November lalu, Menhan James Mattis, mengatakan pasukannya tidak bisa begitu saja keluar dari negara di Timur Tengah itu.
"Kami harus memastikan bahwa kami bisa menciptakan kondisi untuk solusi diplomatik bagi Suriah, tidak hanya berperang secara militer saja," kata juru bicara Pentagon, Dana White, seperti dikutip
The Washington Post.
Sejumlah pejabat Pentagon juga mengatakan rencana penambahan pasukan telah dipertimbangkan bahkan sebelum pernyataan Trump itu keluar.
Meski begitu, belum jelas apakah pernyataan Trump itu akan mempengaruhi keputusan akhir rencana militer tersebut. Sejumlah sumber militer menegaskan saat ini angkatan bersenjata tengah berfokus menyediakan perlindungan tambahan bagi pasukan AS yang sudah ada di Suriah.
(nat)