Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Malaysia Najib Razak mengumumkan pembubaran parlemen dalam rangka menggelar pemilihan umum, Jumat (6/4).
"Saya hendak memberi tahu masyarakat bahwa saya sudah bertemu raja ... dan meminta izinnya membubarkan parlemen pada Sabtu, 7 April," kata
Najib lewat stasiun televisi pemerintah, dikutip
AFP.
Menyusul pembubaran parlemen, komisi pemilihan umum akan mengumumkan tanggal pemungutan suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilu kali ini akan jadi salah satu ujian tersulit bagi koalisi penguasa dalam 60 tahun terakhir. Alasannya, Najib dihadapkan pada skandal dugaan korupsi dan oposisi dari pendahulunya, eks PM Mahathir Mohamad.
Koalisi penguasa yang dikepalai Najib telah memimpin Malaysia sejak kemerdekaannya pada 1957 silam, tapi dukungan masyarakat mulai berkurang sejak skandal yayasan 1MDB mencuat.
Najib, pendiri yayasan tersebut, diduga menerima aliran dana ilegal di rekening pribadinya. Dia telah menampik dugaan tersebut dan diperkirakan akan menang mudah dalam pemilu.
Hanya saja, keikutsertaan Mahathir dalam kelompok oposisi membuat prediksi itu goyah. Lelaki berusia 92 tahun yang sempat memimpin Malaysia selama dua dekade itu dinilai bisa memberi tantangan sulit bagi Najib.
(aal)