Jakarta, CNN Indonesia --
Inggris mengerahkan kapal perang HMS Sutherland untuk bergabung dengan operasi internasional mengawasi kepatuhan
Korea Utara terhadap sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait senjata rudal dan nuklirnya.
Kapal perang jenis frigat itu tiba di Yokosuka, Markas Armada Pasukan Pertahanan Maritim Jepang sekaligus pelabuhan Kapal Induk Amerika Serikat, Rabu (11/4).
"Kapal kami akan berkontribusi dalam upaya internasional memonitor perdagangan terlarang yang dilakukan Korut melalui perairan yang hasilnya digunakan negara itu untuk mendanai pengembangan senjata nuklir ilegal," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris, Kamis (12/4).
Atase pertahanan Inggris di Jepang, Paul Casson mengatakan bahwa selama misi berlangsung, Royal Navy HMS Sutherland memiliki kewenangan memeriksa kapal-kapal yang lewat di perairan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengerahan ini adalah soal tekanan. Royal navy HMS Shuterland adalah bagian dari pesan internasional kepada Korut. Perubahan pengerahan kapal perang tersebut yang semula ditempatkan di Asia Tenggara menjadi ke kawasan itu memberikan pesan yang sangat kuat kepada Korut," kata Casson seperti dikutip
Reuters.
Penempatan HMS Shuterland dilakukan menjelang pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 27 April, juga Kim dan Presiden AS Donald Trump sekitar Mei atau awal Juni mendatang.
Sejak Kim menjabat sebagai pemimpin tertinggi pada 2011, Korut berkeras mengembangkan senjata rudal dan nuklirnya.
Kim bahkan pernah bersumpah tak akan menyerahkan senjata nuklirnya demi membendung ancaman AS. Ambisi tersebut memicu ketegangan di kawasan dan serangkaian sanksi internasional terhadap Korut.
Namun, ketegangan di Semenanjung Korea mulai mereda terutama ketika Pyongyang memutuskan mau memperbaiki relasi dengan Korsel pada awal tahun ini.
Untuk pertama kalinya, Kim Jong-un juga menyatakan negaranya siap berdialog dengan AS soal pelucutan senjata nuklir di kawasan.
(has)