LAPORAN DARI MALAYSIA

Mahathir Minta Lupakan Julukan Diktator

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 11 Mei 2018 03:15 WIB
Mahathir Mohamad meminta masyarakat melupakan julukan diktator yang pernah tersemat padanya dan memberikan kesempatan bagi jajaran pemerintahannya.
Mahathir Mohamad meminta masyarakat melupakan julukan diktator yang pernah tersemat padanya dan memberikan kesempatan bagi jajaran pemerintahannya. (Reuters/Lai Seng Sin)
Selangor, Malaysia, CNN Indonesia -- Dua dekade memimpin Malaysia dengan tangan besi, kini Mahathir Mohamad meminta masyarakat melupakan julukan diktator yang pernah tersemat padanya dan memberikan kesempatan bagi jajaran pemerintahannya untuk mengimplementasikan kebijakan dengan baik.

"Kami sudah menciptakan manifesto komprehensif. Tugas kami untuk memenuhi janji itu. Kami tidak ingin ada yang mengatakan, 'Anda adalah orang yang jahat sebelumnya. Anda adalah diktator sebelumnya.' Semuanya masa lalu. Ada banyak pekerjaan yang harus kami tuntaskan. Saya harap tidak ada yang menghantui prosesnya," ujar Mahathir dalam pidato pertamanya setelah dilantik sebagai perdana menteri, Kamis (10/5).
Pernyataan itu disambut dengan gelak tawa karena sebelumnya, Mahathir membuka sesi tanya jawab dengan meminta agar para wartawan tak berebutan kemudian berkata, "Ingat, dulu saya adalah diktator."

Dalam pernyataan publik pertamanya itu, Mahathir juga menjelaskan bahwa salah satu fokus utama di masa awal kepemimpinannya adalah bisnis dan investasi demi perkembangan ekonomi Malaysia yang sempat turun akibat korupsi pemerintahan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak ahli dalam bidang ini, tapi saya punya jajaran yang hebat. Saya juga pertama kali dilantik menjadi perdana menteri pada 1981, ketika ekonomi Malaysia sedang terpuruk, tapi kita mampu membangkitkannya," ucap Mahathir.
Saat pertama kali dipimpin Mahathir, rata-rata perekonomian Malaysia memang naik 6,1 persen. Dengan slogan Malaysia jadi negara maju pada 2020, Mahathir melakukan pembangunan besar-besaran hingga disebut sebagai bapak modernisasi.

Ketika menyinggung masalah perang dagang yang belakangan mengemuka di kawasan, Mahathir memastikan bahwa pemerintahannya tidak akan ikut-ikutan.

"Kami ingin bersahabat dengan semua negara karena kami adalah negara dagang. Negara dagang perlu pasar. Kami tidak akan mengutik pasar kalian. Mereka yang ingin berperang, tapi kami tidak. Kami ingin melihat pasar," katanya. (has/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER