Jakarta, CNN Indonesia -- Sedikitnya 44 orang tewas setelah sebuah
tanggul bendungan jebol di
Kenya akibat hujan lebak yang turun selama beberapa pekan. Warga sekitar bendungan di Solai, dekat Lembah Rift, Naukur, 150 kilometer barat laut Ibu Kota Nairobi telah dievakuasi. Sekitar 40 orang masih belum diketahui keberadaannya.
"Jalur air telah dibuka untuk membuang sebagian air dari salah satu bendungan. Sebuah deas dekat dam telah dievakuasi," kata Komisioner Divisi Rongai, Mmowong Chimwanga, dalam pernyataan yang dilansir
CNN, Kamis (10/5).
Palang Merah Kenya memperkirakan lebih dari 500 keluarga terdampak bencana jebolnya tanggul bendungan itu. Tanggul bendungan Patel jebol di tengah hujan lebat sekitar pukul 21, Rabu (9/5) dan menghanyutkan rumah-rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lee Kinyanjui, Gubernur Kota Nakuru, menyatakan para korban terutama pekerja dan petani kecil. "Itu adalah sebuah lahan pertanian besar yang mempekerjakan banyak warga desa. Mereka menanam hortikultura, kopi, teh. Pertanian itu telah ada selama dua generasi," kata Kiyanjui.
Hujan lebat dan banjir menerjang Afrika Timur dalam beberapa bulan terakhir, terutama di Kenya dan Rwanda. Palang Merah Kenya mencatat sedikitnya 100 orang tewas dan hampir 260 ribu kehilangan tempat tinggal akibat banjir Kenya.
Otoritas Kenya dan organisasi kemanusiaan mengangkut warga yang terjebak akibat tanggul bendungan jebol ke tempat yang lebih aman. Mereka juga menyediakan bantuan bagi komunitas yang terisolasi akibat hujan lebat dan tanah longsor.
(nat)