Menlu AS dan Utusan Kim Jong-un Bahas KTT Sambil Santap Steik

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mei 2018 17:47 WIB
Sambil menyantap steik, Menlu AS dan utusan Kim Jong-un membahas persiapan KTT kedua negara yang rencananya digelar di Singapura pada 12 Juni mendatang.
Sambil menyantap steik, Menlu AS, Mike Pompeo, dan utusan Kim Jong-un membahas persiapan KTT kedua negara yang rencananya digelar di Singapura pada 12 Juni mendatang. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sambil menyantap steik, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan utusan Kim Jong-un, Kim Yong-chol, membahas persiapan konferensi tingkat tinggi Amerika Serikat dan Korea Utara yang rencananya digelar di Singapura pada 12 Juni mendatang.

"Makan malam dinas dengan Kim Yong-chol di New York malam ini. Menunya steik, jagung, dan keju," kata Pompeo melalui akun Twitter resminya, @SecPompeo, pada Kamis (30/5).

Pompeo kemudian menyertakan dua foto yang memperlihatkan momen ketika ia berjabat tangan dengan Kim Yong-chol dan saat mereka bersulang di meja makan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Mantan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) itu tak menjabarkan lebih lanjut mengenai perkembangan rencana KTT yang akan menjadi arena pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un tersebut.

Namun, seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP bahwa, "Mereka bertemu untuk melihat apa yang perlu dilakukan dua pekan menjelang pertemuan."

Ini adalah kali pertama Kim Yong-chol selaku pejabat tinggi Korut menginjakkan kakinya ke AS. Namun sebelumnya, Kim Yong-chol sudah dua kali berjumpa dengan Pompeo di Korut untuk membahas rencana pertemuan Kim Jong-un dan Trump.
Trump sempat membatalkan sepihak rencana pertemuan ini karena meragukan komitmen denuklirisasi Korut.

Presiden Korsel, Moon Jae-in, mengatakan bahwa selama ini Korut dan AS memiliki pemahaman yang berbeda mengenai makna denuklirisasi. Ia pun mendesak kedua belah pihak untuk membicarakan perbedaan ini.

Selama ini, AS meminta penghentian program senjata nuklir Korut secara "menyeluruh, dapat diverifikasi, dan tidak dapat ditarik." Namun, Korut menolak penghentian program senjata satu arah dan selalu menekankan "denuklirisasi di Semenanjung Korea."

Dalam pembicaraan sebelumnya, Korut menyatakan keinginan untuk menghentikan program nuklirnya jika AS menarik pasukan dari Korsel dan mencabut seluruh "payung pencegah nuklir" dari wilayah kekuasaan Seoul dan Jepang.

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER