Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan menolak permintaan pembebasan awal dari
Ahed Tamimi, remaja perempuan
Palestina yang mengaku bersalah menampar seorang tentara
Israel pada Desember lalu.
Keputusan ini dibuat berdasarkan rekomendasi dari badan keamanan Israel, Shin Bet, yang menganggap Tamimi masih menjadi ancaman bagi keamanan negara.
"Pernyataan yang ia buat mengenai kasus tersebut mengindikasikan ideologi radikalnya, dan dengan mempertimbangkan situasi keamanan di daerah, ada potensi bahaya jika ia menerima pembebasan awal," demikian pernyataan Shin Bet, sebagaimana dikutip
Haaretz.
Tak lama setelah itu, pengadilan mengeluarkan putusan berisi, "Tak mungkin mengabaikan opini Shin Bet dan kekejaman sang narapidana, juga posisinya yang akan terus mempertahankan sikapnya, tidak merasa bersalah, membuatnya masih berbahaya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan keputusan ini, Tamimi masih harus menjalani masa tahanan selama lima bulan, sesuai dengan kesepakatan pada Maret lalu.
Kesepakatan itu dibuat setelah pengadilan menyatakan bahwa Tamimi akan diadili dengan 12 tuntutan. Menurut sejumlah pengamat, dengan dakwaan tersebut, Tamimi dapat dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
Dengan kesepakatan tersebut, Tamimi hanya dijatuhi 8 bulan penjara dikurangi masa tahanan dan denda 5.500 shekel atau setara Rp22 juta, tapi ia harus mengaku bersalah di hadapan pengadilan.
Tamimi sendiri sudah ditahan sejak Desember lalu, setelah video yang menunjukkan ia menampar tentara Israel tersebar di media sosial.
Video itu diyakini diambil di Nabih Salih, daerah tempat tinggal Tamimi, di mana demonstrasi menentang pendudukan Israel terus bergema.
Salah satu demonstrasi yang digelar pada 15 Desember lalu berakhir ricuh ketika sekitar 200 pengunjuk rasa melempari tentara Israel dengan batu.
Tentara Israel tak tinggal diam dan menghampiri langsung sejumlah demonstran, termasuk sepupu Tamimi, Mohammed, yang kepalanya ditembak dengan peluru karet dari jarak dekat.
Sebagai balasan, Tamimi bersama ibu dan sepupunya, Nour, menghampiri dua tentara Israel yang sedang berjaga di dekat rumahnya. Saat itulah peristiwa yang terekam video itu terjadi.
(has)