ANALISIS

Pertemuan Kim dan Trump, Ketika AS Perlakukan Korut Setara

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 12 Jun 2018 11:13 WIB
Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un bisa jadi dirayakan Warga Korut sebagai momen di mana Amerika Serikat akhirnya memperlakukan mereka dengan setara.
Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump bisa jadi dirayakan warga Korut sebagai momen di mana AS memperlakukan mereka secara setara. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un adalah peristiwa bersejarah bagi dunia. Namun, hal ini bisa jadi jauh lebih berarti bagi Pyongyang.

Trump dan Kim bertemu untuk pertama kalinya di Singapura, Selasa (12/6). Selain itu, ini juga adalah kali pertamanya dalam sejarah ada pemimpin dari kedua negara yang bertemu secara langsung.

Keduanya bakal membahas potensi denuklirisasi Semenanjung Korea, perdamaian dengan Korea Selatan dan diperkirakan akan juga menyinggung normalisasi hubungan AS-Korut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari apa saja yang dibahas Kim dan Trump, jabat tangannya tetap bersejarah, kata Jean H Lee, pakar Korea Utara di Wilson Center, Amerika Serikat, kepada CNN.
"Saya memikirkan bagaimana peristiwa ini akan bergulir di Pyongyang karena ini adalah momen berpengaruh bagi warga Korea Utara," ujarnya.

"Peristiwa ini akan dirayakan di Korea Utara sebagai momen ketika Amerika Serikat mengakui dan memperlakukan Korea Utara secara setara."

Lee mengatakan langkah Presiden AS yang rela terbang jauh untuk bertemu pemimpin "negara sangat miskin dan sangat kecil" membuat Kim mendapatkan legitimasi yang sangat besar.

"Ini yang dipikirkan Kim ketika dia meningkatkan dan mempercepat uji coba peralatannya--untuk memaksa Presiden AS ke meja negosiasi," kata Lee. "Menakjubkan untuk disaksikan dan membuat saya merinding karena kita benar-benar memberikan apa yang dia inginkan."
Sementara itu, Karen Leong, pakar bahasa tubuh sekaligus Direktur Pelaksana Influence Solution, Singapura, mengatakan 60 detik pertemuan Kim dan Trump, kedua pemimpin negara berupaya menunjukkan siapa yang memegang kendali.

"Jabat tangannya tampak seperti antara rekan sejawat," ujarnya. "Trump tampak sangat menyadari hal ini, bahwa ia mesti meningkatkan pertaruhannya dan dipandang sebagai pemimpin."
Saat berjabat tangan, Trump dan Kim saling menunjukkan kendali.Saat berjabat tangan, Trump dan Kim saling menunjukkan kendali. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Trump lebih banyak berbicara, sementara Kim tampak menyimak dengan seksama, menengok sebanyak tiga kali saat berjalan bersama menuju ruang pertemuan. Namun, dia juga menepuk lengan Presiden AS untuk menunjukkan kendali.

Presiden AS, yang berusia lebih dari dua kali lipat Kim, kemudian menunjukkan jalan ke perpustakaan saat keduanya bertemu empat mata.
Walau demikian, Leong yang dikutip Reuters mengatakan kedua pihak kesulitan menutupi kegugupannya setelah duduk, dengan Trump yang menunjukkan senyuman miring, memainkan tangan, sementara Kim bersandar dan memandang ke lantai.

Hubungan Korut dan AS sempat memanas sepanjang 2017 lalu, ketika Korut terus melakukan uji coba rudal dan nuklirnya. Kim dan Trump kerap silih melontarkan hinaan hingga ancaman perang.

Di saat yang sama, Korea Selatan dipimpin Presiden Moon Jae-in yang lebih mengedepankan pendekatan lunak terhadap negara tetangganya. Secara resmi, dua Korea masih berstatus musuh perang.

Keinginan Moon disambut perubahan mendadak Kim yang pada pidato akhir tahunnya menyatakan ingin memperbaiki hubungan dengan Korsel. Setelah itu, kedua negara sepakat memulai proses damai dan berdialog dengan pihak AS.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER