Pangkas Subsidi Negara, Mesir Naikkan Bensin Hingga 50 Persen

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Jun 2018 16:38 WIB
Mesir memutuskan untuk menaikkan BBM hingga 50 persen, menyusul rencana penghematan anggaran subsidi negara sebesar US$2,8 miliar pada tahun ini.
Mesir memutuskan untuk menaikkan BBM hingga 50 persen, menyusul rencana penghematan anggaran subsidi negara sebesar US$2,8 miliar pada tahun ini. (REUTERS/Asmaa Waguih).
Jakarta, CNN Indonesia -- Mesir memutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga 50 persen. Keputusan ini menyusul imbauan International Monetary Fund (IMF) untuk memangkas subsidi negara melalui beberapa produk konsumen.

Mengutip Reuters, Sabtu (16/6), Menteri Perminyakan Mesir Tarek El Molla memproyeksi keputusan menaikkan harga BBM akan menghemat anggaran subsidi negara di tahun ini dan tahun depan hingga US$2,8 miliar.

"Perubahan harga akan membantu mengurangi konsumsi minyak bumi sekitar lima persen," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Diketahui, kenaikan harga BBM di Mesir terjadi untuk ketiga kalinya sejak November 2016 lalu. Kenaikan harga BBM diyakini akan menambah tekanan pada daya beli masyarakat setempat yang saat ini tengah berjuang di tengah tingginya tingkat pengangguran dan gejolak harga.

Secara rinci, harga BBM dengan oktan 95 naik dari 6,6 poundsterling menjadi 7,75 poundsterling, sedangkan oktan 92 naik dari 5 poundsterling menjadi 6,75 poundsterling. Sementara, untuk BBM dengan oktan 80 naik dari 3,65 menjadi 5,5 poundsterling.

Tak hanya BBM, pemerintah juga menaikkan harga tabung gas rumah tangga dari 30 poundsterling menjadi 50 poundsterling. Sementara, untuk sebotol gas komersial, harganya meningkat menjadi 100 poundsterling dari 60 poundsterling.


Saat ini, Mesir memasuki setengah jalan pinjaman tiga tahunan IMF. Pinjaman sebesar US$12 miliar ini membuat Mesir melakukan langkah-langkah penghematan.
Harapannya, hal ini akan memikat investor asing dan mendorong ekonomi yang jatuh setelah pemberontakan Musim Semi Arab 2011 silam.

Pada Mei lalu, Direktur Pelaksana Deputi Pertama IMF David Lipton mengatakan bahwa pejabat pemerintah Mesir harus memperdalam reformasi dan mendorong pertumbuhan sektor swasta dengan lebih baik. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER